MOSKOW - Pasukan Suriah berhasil dapatkan rudal tomahawk milik Amerika Serikat (AS) saat terjadinya serangan pada 14 April 2017. Rudal tersebut dipamerkan Rusia dan Suriah dalam bentuk nyaris utuh.
Tak hanya rudal Tomahawk, Menteri Pertahanan Rusia juga memperlihatkan rudal jelajah canggih yang didapat saat serangan Amerika Serikat ke Suriah. Namun sayangnya tidak disebutkan jenis rudal canggih tersebut.
Analis keamanan berpendapat, Rusia dan Suriah bisa mendapat keuntungan besar dalam mempermalukan AS, mengingat kedua negara ini bisa mempelajari karakter dan jenis rudal yang didapatnya saat ini.
Kementerian tersebut mengatakan, pihaknya berencana untuk mempelajari kedua rudal jelajah tersebut untuk lebih meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udara Rusia. Tak dijelaskan bagaimana rudal-rudal canggih Barat itu bisa diperoleh pasukan Suriah saat serangan beberapa waktu lalu.
Tindakan kementerian itu mamamerkan foto-foto rudal jelajah AS dan sekutunya yang "ditangkap" pasukan Suriah juga untuk menepis klaim Presiden AS Donald Trump dan berbagai pejabat militer AS yang menyombongkan bahwa total 105 rudal yang ditembakkan ke Suriah mencapai target.
Moskow menegaskan, hanya ada 25 serangan rudal yang berhasil selama agresi singkat beberapa pekan lalu. Sedangkan sebagian besar ditumbangkan oleh sistem pertahanan udara Suriah atau memang tidak berfungsi.
Charles Shoebridge, analis keamanan dan mantan perwira militer Inggris, mengtakan agresi AS, Inggris dan Prancis sebenarnya berisiko mengobarkan senjata canggih Barat kepada Rusia. Sebab, kata dia, serangan itu tidak memberikan manfaat nyata di lapangan.
"Akan menjadi sumber keprihatinan besar bagi pihak Amerika, Inggris dan Prancis," kata Shoebridge kepada Russia Today, yang dilansir Kamis (26/4/2018).
"Tidak banyak manfaat nyata di lapangan, mengingat bahwa ini adalah sasaran sipil atau sebagian besar area kosong yang terkena, sementara Rusia telah memperoleh pengetahuan teknis tentang sistem senjata yang sebenarnya dikorbankan oleh tiga kekuatan ini," ujarnya.
Shoebridge menunjukkan bahwa klaim Amerika tentang akurasi pemboman 100 persen kemungkinan besar tidak realistis. "Dengan sejumlah besar senjata yang ditembakkan dan tembakan anti-pesawat diarahkan pada mereka, Anda akan mengharapkan, setidaknya, sebagian kecil dari mereka (rudal-rudal AS dan sekutu) tidak lolos," katanya.
Analis ini memilih berhenti mendukung klaim Rusia maupun AS soal efeketvitas agresi singkat di Suriah."Beberapa tokoh di antara...mungkin kebenaran, mungkin bohong," ujarnya.
"Bahkan dari serangan yang sukses, Anda akan menemukan beberapa fragmen dari senjata yang digunakan, tetapi biasanya tidak dalam ukuran yang kami bicarakan di sini," ujar Shoebridge. "Tapi yang pasti keberadaan fragmen seperti ini bisa menunjukkan fakta bahwa beberapa rudal tidak berfungsi, ditembak jatuh atau hanya mendarat di tempat yang salah."
Ketika ditanya tentang kemungkinan reaksi AS terhadap diperolehnya rudal jelajah Tomhawak oleh pasukan Suriah, dia mengatakan bahwa itu akan ditangani secara publik. "Cara itu biasanya ditangani, yang entah akan diabaikan atau think tank dan yang disebut para ahli akan diberi tugas untuk mengejek laporan Rusia ini," paparnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(muf)