JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin terjungkal, bahkan telah meninggalkan level psikologis 6.000. Pelemahan indeks sudah tampak dari beberapa hari lalu, sejalan dengan pelemahan Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan, pelemahan IHSG disebabkan oleh minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Seperti yang diketahui bersama, adapun pelemahan Rupiah merupakan faktor utama yang menjadi penyebab melemahnya IHSG.
Menurut Nafan, depresiasi Rupiah tidak lepas dari pengaruh arah kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve yang diprediksi pasar akan lebih agresif. Mengingat, pertumbuhan ekonomi serta inflasi AS sesuai dengan target.
"The Fed telah memberikan wacana untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan secara agresif, sehingga memberikan efek hawkish bagi Dolar AS yang menyebabkan rupiah terdepresiasi signifikan," ujarnya kepada Okezone.
Baca Juga : BI: Stabilitas Ekonomi Mampu Menahan Pelemahan Rupiah
Mengantisipasi kebijakan The Fed tersebut, maka pelaku pasar cenderung mengalihkan portofolio investasi ke Negeri Paman Sam. Terutama, modal-modal di negara berkembang termasuk Indonesia. Akibatnya, baik Rupiah maupun IHSG kompak memerah.
"AS kebanjiran capital inflow dari negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh menguatnya US Treasury yields," kata dia.
Baca Juga : Menko Darmin Prediksi Rupiah Tak Akan Kembali ke Rp13.500/USD
Akan tetapi, Nafan menyarankan agar para pelaku pasar domestik untuk tetap bertahan sembari memanfaatkan peluang pelemahan IHSG. Terutama untuk saham-saham yang secara valuasi masih murah.
"Terus bagi yang belum masuk sebaiknya wait and see," kata dia.
(feb)
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rhs)