Share

Panen Pedet di Bulukumba, Mentan: Peternakan Harus Sejahterakan Petani

Rizka Diputra , Okezone · Kamis 26 April 2018 16:25 WIB
https: img.okezone.com content 2018 04 26 340 1891741 panen-pedet-di-bulukumba-mentan-peternakan-harus-sejahterakan-petani-DPJabBq2sx.jpg Mentan Amran Sulaiman dalam kunjungan ke Bulukumba (Foto: Dok. Kementan RI)
A A A

BULUKUMBA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyatakan melalui kegiatan usaha peternakan harus dapat menyejahterakan petani dan mengentaskan kemiskinan. Hal tersebut disampaikan di sela acara Kontes Ternak dan Panen Pedet di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (26/4/2018).

Menteri Amran berujar bahwa panen pedet merupakan puncak dari rentetan proses program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) melalui Inseminasi Buatan (IB) yang dibagikan gratis kepada masyarakat.

Secara nasional, berdasarkan data dari aplikasi sistem informasi kesehatan hewan Indonesia (iSIKHNAS) tercatat, realisasi program UPSUS SIWAB sangat mengembirakan. Untuk pelayanan Inseminasi Buatan sejak Januari 2017 hingga April 2018 telah terealisasi sebanyak 5.364.355. Kebuntingan 2.387.648 ekor, dan kelahiran sebanyak 1.153.574 ekor.

“Sejak pemerintahan Jokowi-JK, kami sudah menggratiskan inseminasi buatan kepada lima juta sapi. Jika nanti sapi-sapi itu besar, beratnya hingga satu ton dengan harga rata-rata Rp50 juta. Hasilnya bisa menghasilkan 250 T,” kata Amran.

“Modalnya hanya sperma sapi harganya Rp50 ribu, tapi kalau sudah lahir harganya bisa Rp10 juta. Ini baru namanya beternak dengan cerdas,” tambah Amran yang pada acara tersebut sempat membeli sapi jenis Simental, usia tiga bulan dengan harga Rp15 juta.

Melihat hasil panen pedet ini, Amran berharap Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bulukumba mampu menjadi salah satu sentra sapi untuk mensuplai nasional, bersanding dengan empat provinsi lainnya yakni, Lampung, NTB, NTT, dan Jawa Timur. Tahun 2017, kelahiran sapi di Sulawesi Selatan mencapai 21 ribu, 3.850 ekor diantaranya dari Kabupaten Bulukumba.

“Karena kita harus mengembangkan sapi berdasarkan keunggulan komparatif suatu daerah: agroklimatnya cocok serta, kultur beternak penduduknya. Satu provinsi Jawa Timur saja mampu menghasilkan kelahiran 1,4 juta ekor sapi. Sulawesi Selatan juga pasti bisa,” ujar Amran.

Amran menegaskan, program inseminasi buatan akan terus dilanjutkan. Tapi target swasembada protein sebenarnya sudah tercapai karena kita sudah mengekspor hasil peternakan. Indonesia sudah mampu mengekspor sejumlah produk peternakan bernilai strategis ke eberapa negara, seperti: olahan daging ayam, pakan ternak, telur tetas ayam ras, kambing/domba, vaksin dan obat hewan, serta produk pangan hewani lainnya. Sejauh ini, keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.

“Minggu lalu, kita mencetak sejarah. Indonesia sudah ekspor perdana daging ayam olahan ke Jepang sebesar enam ton, dan Timor Leste 6,6 ton. Ke Papua Nugini bahkan sudah yang keempat kalinya," tutur Amran bangga.

Saat ini, Kementan juga telah membuat gebrakan baru guna mengentaskan kemiskinan di desa: Program Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Untuk sub sektor peternakan, akan difasilitasi melalui kegiatan bantuan pemerintah berupa ayam sebanyak 10 juta ekor, serta hewan ternak lainnya. Setiap keluarga akan mendapat 50 ekor ayam, berikutnya kandang, dan pakan untuk beberapa bulan hingga bertelur.

“Untuk mencegah stunting, kita membagi ayam 10 juta ekor untuk seluruh Indonesia. Kita sudah launching di Cianjur. Jika dipelihara dan bertelur setiap hari, akan menghasilkan 2 juta perbulan selama dua tahun. Artinya dapat mengentaskan kemiskinan secara permanen,” terang Amran.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(put)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini