Share

Waktu Terhenti di Pulau Tak Berpasir, Pastofiri

Annisa Aprilia, Jurnalis · Kamis 03 Mei 2018 10:47 WIB
https: img.okezone.com content 2018 05 03 406 1893934 waktu-terhenti-di-pulau-tak-berpasir-pastofiri-l6nBRLOVlr.jpg Pulau Pastofiri (Foto: Annisa Aprilia/Okezone)

MENEMUKAN pulau-pulau yang memukau di Indonesia terbilang cukup mudah. Pasalnya, tanah air yang termasuk negara kepulauan ini, memiliki belasan ribu pulau, yang bahkan di antaranya masih belum terjamah dan tidak berpenghuni.

Jika mengunjungi pulau tidak berpenghuni sudah biasa, pernahkah Anda mengunjungi pulau tidak berpenghuni, tapi pantainya tidak berpasir? Apabila belum, maka pulau yang satu ini bisa jadi tujuan wisata Anda selanjutnya.

 Baca juga: Terlalu Sering Minum Air Lemon, Ini Efek Buruk yang Mungkin Anda Alami

Namanya Pulau Pastofiri, dinamakan seperti itu, sebab menurut pemaparan Kepala Inspektorat Halmahera Barat, Julius, nama pulau yang masih berada di kawasan Halmahera Barat, Maluku Utara tersebut, artinya pasir yang berlari. Uniknya lagi Pastofiri tidak memiliki pasir, daratannya berupa serpihan karang laut yang ukurannya cukup besar.

 

Saat berada di Pulau Pastofiri, Anda akan merasa nyaman hanya dengan duduk memandang ke arah laut. Bagaimana tidak, keindahan pemandangan di sekitar pulau tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, bahkan saat menatap ke sekeliling bisa dijamin mata pun enggan berkedip.

"Pemandangan gunung-gunung ini di antaranya bisa terlihat Gunung Gamalama di Ternate, Pulau Hiri, Ucitara atau Maitara, Tidore, Jailolo, Dataran Halmahera, Halmahera Barat, dan Halmahera Timur," ujarnya.

 Baca juga: Ini Waktu dan Cara yang Tepat untuk Bicarakan soal Menstruasi dengan Anak

Tidak cukup sampai di situ saja keistimewaan Pulau Pastofiri, air lautnya yang masih jernih dan bersih, membuat pemandangan bawah lautnya nampak terlihat jelas. Ikan-ikan berwarna-warni nampak berenang seakan menari-nari di antara karang-karang yang bentuknya tidak kalah indah. Jika beruntung, Anda bisa menemukan ikan badut atau nemo berenang di tepian pantai.

"Pulau Pastofiri juga merupakan spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam di Halmahera Barat. Pulau ini pun sering dijadikan spot menyelam oleh komunitas diving di sekitar sini," sambungnya.

Pulau Pastofiri bisa dibilang pulau yang belum terlalu populer, sehingga masih perawan dan jarang terjamah oleh wisatawan dari luar daerah atau mancanegara. Namun, jika Anda tertarik untuk mengunjunginya, Anda tidak perlu khawatir, sebab caranya cukup mudah.

 Baca juga: Pramugari Cantik Asal Taiwan Ini Sedang Berlibur di Bali, Foto-Foto Seksinya Bikin Salah Fokus

Bila Anda dari Ternate, setelah turun dari pesawat, Anda harus menuju ke pelabuhan dan menumpang speedboat ke Jailolo, Halmahera Barat, terlebih dahulu, karena tidak ada kapal yang melayani rute langsung ke Pulau Pastofiri. Biaya sewa kapal sekira 1,5juta untuk sekali perjalanan rombongan, atau sekira Rp60.000 per orang, tapi jika Anda bukan rombongan harus menunggu kapal penuh terlebih dahulu.

Perjalanan laut dari Ternate ke Jailolo membutuhkan waktu sekira 45 menit, tergantung dari besarnya gelombang. Setelah tiba di pelabuhan, Anda bisa menyambung kembali perjalanan dengan menyewa speedboat yang harganya hampir sama, tapi perjalanan kali ini ditempuh hanya sekira 15-20 menit saja.

 

Selain itu, bawalah perbekalan makanan dan minuman sendiri, sebab di Pulau Pastofiri benar-benar kosong, tidak ada penjaja makanan. Anda pun harus membawa sampah kembali, karena belum tersedia tempat sampah.

Sepanjang perjalanan, Anda akan lupa berkedip saking takjubnya melihat pulau-pulau, gunung-gunung sekitar, dan langit biru yang cerah. Setibanya di Pulau Pastofiri, waktu pun terasa bagai terhenti, suara desiran air laut menjamah pantai berkarang begitu lembut terdengar, kicau burung, angin yang berhembus, bak harmoni alam yang membawa kedamaian hingga merasuk ke sanubari.

Menghabiskan waktu di Pastofiri tidak cukup hanya satu hari. Sebab, suasananya begitu menentramkan, cocok bagi Anda yang merindukan kesunyian dan pelarian sementara dari hiruk pikuk rutinitas kota besar.

Namun, sayangnya ketika mentari mulai tenggelam dan hari berganti malam, sebagian pulau mulai terendam air kembali. Untuk itu, agar lebih puas menikmatinya, datanglah selagi hari masih pagi, dan kembalilah saat hari mulai malam, atau setelah mentari tenggelam.

"Nantinya bakal dibikin penahan ombak di batas meti, supaya bisa menahan kekuatan ombak yang datang, dan masyarakat bisa memanfaatkannya. Pulau ini masih jarang dikunjungi wisatawan dan baru coba dipopulerkan akhir-akhir ini," sambung Julius.

Perjalanan singkat yang melekat ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Teluk Jailolo 2018. Pun sebagai upaya untuk mempromosikan Jailolo dan Halmahera Barat yang keindahan dan kearifan lokalnya belum tersorot dan dikenali wisatawan lokal maupun mancanegara.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini