Share

Sekolah Tanpa Sarapan, Konsentrasi Belajar Anak Hanya Bertahan 60 Menit

Koran SINDO, Jurnalis · Kamis 03 Mei 2018 11:16 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi. Foto: Hellosehat

MENURUT Naskah Akademik Pekan Sarapan Nasional Pergizi Pangan Indonesia 2012, prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja 16,9%- 59% dan pada orang dewasa 31,2%.

Sementara hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 pada 35.000 anak usia sekolah, 44,6% adalah anak yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya, di mana seharusnya 15%-30% kebutuhan. Artinya, 70% atau 7 dari 10 anak usia sekolah belum memenuhi gizi sarapan.

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Hardinsyah mengatakan anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan dalam 60 menit ke depan konsentrasinya akan terganggu. Jadi hanya selama itu konsentrasi anak ketika belajar jika tak sarapan.

“Anak juga jadi lemas, tidak fokus, dan akhirnya mengganggu proses pembelajaran,” kata Hardin di sela-sela acara Pendidikan Sarapan Sehat yang diadakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk bersama Pergizi Pangan di Jonggol.

Dia mengatakan, tujuan pendidikan sarapan sehat ini adalah mengingatkan dan mendorong masyarakat, terutama anak sekolah dan remaja, agar menerapkan perilaku gizi seimbang dengan baik, yang salah satunya membiasakan sarapan sehat.

[Baca Juga: Tak Ribet, Ini Cara Membuat Pancake untuk Menu Sarapan Sehat]

Sarapan sehat yaitu kegiatan makan dan minum yang aman dan bergizi memenuhi 15%- 30% kebutuhan gizi sebelum beraktivitas atau sekolah, maksimal sebelum pukul 09.00 WIB.

Head of Corporate Communications Indofood Stefanus Indrayana mengungkapkan, pihaknya menyadari bahwa selalu menyajikan makanan dengan gizi seimbang akan mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga mereka akan menjadi generasi sehat dan cerdas.

“Makanya, kami terus mendorong keluarga inti untuk sadar gizi. Sajikan sarapan yang bervariasi dan lengkap unsur gizinya,” tuturnya.

Prof Hardin menilai mi merupakan panganan yang praktis untuk sarapan. “Asal jangan lupa tambahkan protein berupa telur atau masyarakat bagian Timur, misalnya, menambahkan ikan serta sayuran seperti sawi hijau,” paparnya.

Dengan mengangkat tema “Sarapan Sehat dan Jajanan Aman Menuju Generasi Sehat Berprestasi”, kegiatan ini menyasar 12.600 siswa SD, 525 guru SD, 840 orang tua, 490 mahasiswa, dan dosen di tujuh kota di Pulau Jawa. (abp)

[Baca Juga: 2 Rekomendasi Resep Bubur Ayam untuk Menu Sarapan Spesial di Rumah]

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ris)