Share

Intip Proses Pembuatan Lemang, Penganan Berbuka Puasa Khas Pontianak yang Paling Diburu

Ade Putra, Okezone · Senin 28 Mei 2018 14:21 WIB
https: img.okezone.com content 2018 05 28 298 1903680 intip-proses-pembuatan-lemang-penganan-berbuka-puasa-khas-pontianak-yang-paling-diburu-GOvtRPGuWc.JPG Proses pembuatan lemang (Foto: Ade Putra/Okezone)
A A A

SETIAP Ramadan, penganan khas daerah pasti selalu mengisi etalase-etalase di pasar juadah. Seperti di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Ada penganan khas yang sangat diminati dan dinanti warga. Namanya, Lemang.

Penganan ini komposisinya dari ketan yang biasa disebut pulut oleh warga Pontianak. Bahan dasar ini kemudian dicampur kacang merah dan santan. Proses masaknya, adonan dimasukan kedalam bambu dan dibakar. Posisi ketika dibakar harus vertikal atau berdiri. Peletakan setiap ruas bambu berisi adonan juga harus rapat.

Okezone belum lama ini mencoba melihat proses pembuatan Lemang khas Rusdiansyah di rumahnya. Warga Jalan H Rais A Rahman, Gang Harapan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Kota ini merupakan salah satu pembuat lemang yang ada di Kota Pontianak.

Pria 56 ini mengatakan, dia harus dibantu keluarga untuk pembuatan Lemang. Karena banyak proses yang dilewati untuk menjadikan makanan unik ini. "Saya dapat ilmu membuat Lemang ini dari kawan. Untuk prosesnya memang cukup unik dan sulit. Satu per satu bahan yang digunakan ada caranya," ujar Rusdiansyah.

Pria yang kesehariannya terkadang bekerja menjadi buruh bangunan ini bercerita, rumitnya pembuatan Lemang dimulai dari pengemasan bambu. "Bambu dipotong sesuai tuas lalu dicuci bersih. Jika tidak begitu, bisa menyebabkan miang (gatal). Bambu juga harus khusus, tidak boleh asal atau tebal," ceritanya.

Pembuatan Lemang

Untuk mendapatkan bambu yang pas, memiliki ruas kurang lebih 80 sentimeter, ia harus pergi membeli ke daerah Lingga, Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya (kabupaten tetangga). Satu ruas yang panjangnya mencapai 80 sentimeter itu, dihargai Rp1.000.

"Setelah kita bersihkan bambu, lalu kita rendam pulut. Setelah itu, ditiriskan. Proses ini memakan waktu lama. Bisa semalaman," ujarnya.

Proses yang paling rumit sepertinya ketika memasukan daun pisang ke dalam ruas bambu. Daun pindah berfungsi agar pulut tidak melekat langsung ke dinding bambu ketika sudah masak. Untuk daun pisang, juga tidak boleh asal-asalan. Harus daun yang muda. Gunanya, agar mudah dibentuk saat dimasukkan ke dalam bambu.

"Sekarang sulit mencari daun pisang muda, karena bulan Ramadan ini banyak juga orang yang menggunakan daun pisang muda untuk membuat penganan lain," katanya.

Pembuatan Lemang

Untuk orang awam, mungkin proses pada fase daun pisang ini perlu berkali-kali mencobanya. Ia melanjutkan, setelah memasukan daun pisang ke dalam ruas bambu, lalu masukan rendaman pulut yang sudah ditiris tadi ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang. Selanjutnya, ruas bambu berisi pulut didirikan di atas tungku. Kemudian masukan santan yang sudah dicampur bumbu khas.

Baca juga: Turun Takhta demi Janda hingga Anak Haram, Ini 4 Skandal Menghebohkan Royal Wedding

Setelah itu proses selanjutnya adalah pembakaran. Suhu pada api harus stabil. Agar panasnya merata membakar semua bagian pada Lemang. "Makanya harus dibolak balik satu per satu bambu agar semua Lemang rata masaknya," jelasnya.

Pembuatan Lemang

Bahkan Rusdiansyah tak menghiraukan banyaknya kepulan asap. Seakan sudah seperti menjadi temannya. "Proses bakar yang lama, sekitar 4 jam. Setelah itu, bisa dinikmati. Keluarkan Lemang dari dalam bambu, bisa dibelah atau dipotong. Lebih nikmat kalau masih hangat," tuturnya.

Pada Ramadan ini, setiap harinya Rusdiansyah membuat adonan 50 kilogram pulut, 8 kilogram santan dan sekilogram kacang merah. Hasilnya sekitar 70 sampai 80 batang Lemang. "Itu juga tergantung ukuran ruas bambu. Karena diameter dan panjang ruas bervariasi. Per batang, saya jual seharga Rp40 sampai Rp80 ribu. Tergantung ukuran," terangnya.

Baca juga: Midnight Sale di Jakarta untuk Berburu Baju Lebaran, Catat Tanggalnya!

Di hari biasa, dalam proses penjualannya, Rusdiansyah harus menjajakan sendiri ke pasar-pasar. Namun, di bulan penuh berkah ini, ia tak perlu khawatir, pembeli yang mengantre di rumahnya untuk mendapatkan kelezatan kudapan tradisonal khas Rusdianysah.

Bahkan menjelang lebaran, ia sudah ketiban orderan Lemang. Orderan mencapai 100 kilogram pulut atau 160 batang Lemang. "Ramadan ini penuh berkah. Karena, kalau hari biasanya, sehari hanya laku 10 batang Lemang," ucapnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini