Share

Bukan Ukiran Biasa, Begini Makna Relief Candi Borobudur

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis · Selasa 29 Mei 2018 14:29 WIB
https: img.okezone.com content 2018 05 29 406 1904096 bukan-ukiran-biasa-begini-makna-relief-candi-borobudur-oawfW6wThG.jpg Candi Borobudur (Nomadicpixel)

CANDI Borobudur tidak hanya menjadi tempat wisata untuk berfoto saja, tetapi juga menyimpan makna, terutama pada ukiran-ukiran relief. Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, itu mencerminkan ajaran Buddha Mahayana, di mana semakin ke atas menyimbolkan tingkat kesempurnaan.

Melansir dari Indonesiatravel, Selasa (29/5/2018), bagian paling bawah atau Kamadhatu menyimbolkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu. Perilaku tersebut menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka di kehidupan setelah kematian.

Baca juga: Mitos dan Fakta di Balik Megahnya Candi Borobudur, Percaya atau Tidak?

Borobudur khamandatu (Kemendikbud)

Bagian tengah yang terdiri dari empat tingkat dinamakan Raphadatu atau tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sedangkan bagian atas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah disebut Arupadhatu atau tempat dewa bersemayam alias nirwana.

 Baca juga:Candi Buddha yang Terkenal di Dunia, Indonesia Paling Megah!

Selain bagian-bagian tersebut, Candi Borobudur juga memiliki relief Karmawibhangga yang tertimbun tanah. Relief itu menggambarkan perbuatan manusia yang mengikuti hawa nafsunya, seperti bergunjing, membunuh, menyiksa, dan memerkosa, serta beberapa adegan seks dalam berbagai posisi.

Sejumlah pendapat mengatakan bahwa relief itu sengaja ditimbun tanah karena dianggap kurang pantas untuk dipertontonkan. Ada pula yang berpendapat penutupan dilakukan semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas jika ada bencana alam.

 Candi Borobudur (Shutterstock)

Relief yang tertimbun tanah itu pernah didokumentasikan oleh arkeolog JW Yzerman pada 1885 dan ditulis dalam buku yang terbit pada 1931. Buku aslinya saat ini tersimpan di Museum Nasional atau dikenal sebagai Museum Gajah, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

 Baca juga: Potret Meghan Markle dari Tahun ke Tahun, Tebak Apa yang Berubah?

Klise aslinya disimpang di Museum Tropen, Amsterdam, mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda. Pemerintah Indonesia hanya memiliki replika seluruh foto tersebut.

Sekira 1890-1891, bagian itu sempat dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13 ribu meter kubik itu diangkat, lalu dikembalikan ke posisi semula. Hingga saat ini, bagian itu tetap ditimbun tanah sehingga tidak bisa diliha.

Di bagian puncak Candi Borobudur, terdapat ruang kosong yang merupakan simbol kesempurnaan. Masyarakat lokal memiliki kepercayaan bahwa jika Anda telah berada di puncak dan memiliki satu keinginan yang disampaikan dengan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda dapat menjangkau dan menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini