Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sucipto mengungkapkan, evaluasi harga BBM setiap dua pekan dirasakan terlalu cepat. Akibatnya, Pertamina juga kewalahan mengubah harga jual BBM tiap dua pekan sekali.
“Pertamina ingin harganya bukan per dua minggu lah. Kalau bisa sebulan sekali. Dua minggu terlalu pendek, sehingga mengubah di pasarnya terlalu repot,” tutur Dwi di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Namun, dia mengatakan belum adanya pembahasan lebih lanjut mengenai kebijakan itu. Menurut dia, harga indeks pasar Singapura yang dijadikan acuan masih memiliki kecenderungan untuk mengalami fluktuasi.
Meski demikian, jika nantinya ada penurunan pada harga MOPS, maka Pertamina berencana tidak akan menurunkan harga jual BBM. Namun, dia mengatakan hal ini harus disetujui juga oleh pemerintah. “Kalau dia (MOPS) turun, karena kita masih menanggung kerugian, maka jangan ikut turun sampai pada kerugiannya bisa kita cover,” ujarnya.
Lebih lanjut Dwi menjelaskan, Pertamina juga tidak akan menaikkan harga BBM non-subsidi untuk menutupi kerugian. Namun, tetap mempertimbangkan migrasi konsumsi dari BBM bersubsidi pada yang non-subsidi dalam menentukan BBM.
“Ini kita jaga juga. Kita bikin agak imbang (harga subsidi dan non-subsidi) sehingga tidak perlu ada perindahan,” tandasnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(mrt)