Share

Bendungan Jatiluhur Terancam Korosi Akibat Tingginya Kadar Asam Air

Mulyana , Okezone · Selasa 13 Maret 2018 15:51 WIB
https: img.okezone.com content 2018 03 13 525 1872090 bendungan-jatiluhur-terancam-korosi-dari-tingginya-kadar-asam-air-8gAmGms1er.jpg Waduk Jatiluhur (Foto: Okezone)
A A A

PURWAKARTA - Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur melansir, saat ini tingkat keasaman air Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur), sudah sangat memprihatinkan. Kondisi tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi keberadaan bendungan di sumber air besar di Jawa Barat itu.

Salah satu dampak terparah dari semakin asamnya air di waduk buatan ini, yakni bisa menyebabkan korosi pada konstruksi bendungan. Untuk itu, sebagai pengelola waduk, PJT II Jatiluhur terus berjibaku melakukan upaya-upaya untuk meminimalisasi risiko yang bisa mengancam keberadaan bendungan.

Seperti saat ini, PJT II Jatiluhur tengah melakukan pengeringan dan inpeksi saluran bawah (Tailrace). Tujuannya, untuk memeriksa kondisi terowongan air yang menjadi jalur buangan ke wilayah hilir itu dari potensi kebocoran dan kerusakan.

Dirut PJT II Jatiluhur, Djoko Saputro mengungkapkan, jajarannya bertanggung jawab penuh untuk menjaga dan merawat waduk buatan yang juga menjadi pembangkit listrik itu. Terlebih, Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) merupakan salah satu obyek vital nasional.

"Saat ini, kami sedang melakukan pemeriksaan tail race, sebagai langkah evaluasi keamanan bendungan. Kegiatan ini, rutin dilakukan per lima tahun sekali," ujar Djoko kepada Okezone, Selasa (13/3/2018).

Dia menjelaskan, pengeringan dan inpeksi saluran bawah (tailrace) ini merujuk pada peraturan menteri PU 27/PRT/2015 tentang bendungan dan safety evaluastion of exsiting DAM.

Selain itu, langkah ini dilakukan untuk lebih mengetahui kondisi faktual tailrace itu sendiri. Supaya, jika terjadi problem menyangkut bendungan, pihaknya bisa segera melakukan tindakan antisipasi dini.

"Pengeringan terowongan air ini, sudah berlangsung sejak 20 Januari lalu. Pemeriksaan, dilakukan selama sebulan kedepan, " jelas dia.

Dalam hal ini, pihaknya pun memastikan jika proses pengeringan tersebut tidak akan mengganggu masyarakat. Karena, kebutahan air baku dan irigasi ke wilayah hilir masih tetap terpenuhi.

Jadi, untuk kebutuhan air ke hilir, pihaknya memastikan aman. Meskipun, ada pengurangan air yang dikeluarkan, tapi tidak akan mengganggu suplai air ke wilayah hilir.

Terkait semakin asamnya kadar air Waduk Jatiluhur, pihaknya menegaskan, perlu ada langkah stategis yang harus segera dilakukan. Salah satunya, dengan mengosongkan keramba jaring apung (KJA) yang ada di perairan tersebut.

Menurutnya, penertiban KJA ini dianggap mendesak. Sebab, saat ini waduk Jatiluhur telah tercemar limbah yang dihasilkan dari usaha budidaya ikan itu. Menurut dia, banyaknya KJA ini bukan saja dapat merusak ekosistem air danau Jatiluhur, tapi berdampak lebih luas terhadap sektor lain yang berkaitan erat dengan keberadaan danau dan bendungan Jatiluhur.

"Bukan hanya kwalitas air saja yang menurun, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada turbin. Bahkan, dampak terparah dari limbah pakan itu bisa menyebabkan korosi pada diding bendungan," tegas dia.

Dia menambahkan, jajarannya menargetkan di 2018 ini perairan Waduk Jatiluhur bisa kosong dari keberadaan KJA. Apalagi, sudah ada warning dari pemerintah pusat untuk bisa mengembalikan kualitas air di sepanjang aliran sungai Citarum, khususnya di Jatiluhur.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(muf)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini