Share

Menakar Peluang Kandidat di Pilgub Jabar Pasca-Debat Pertama

Erha Aprili Ramadhoni , Okezone · Selasa 13 Maret 2018 21:11 WIB
https: img.okezone.com content 2018 03 13 525 1872301 menakar-peluang-kandidat-di-pilgub-jabar-pasca-debat-pertama-9E22fSnoNM.jpg Debat Pilgub Jabar 2018. (Foto: Antara)
A A A

DEBAT kandidat yang bertarung pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018 telah digelar pada Senin (12/3/2018) malam. Dalam debat itu, sebanyak 4 pasangan calon berusaha menggaet suara pemilih melalui pemaparannya.

Setiap kandidat, yaitu pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, TB Hasanuddin-Anton Charliyan (2), Sudrajat-Ahmad Syaikhu (3), serta pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memaparkan visi-misinya.

Mendapat kesempatan pertama, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul menyosialisasikan visi-misinya, yaitu soal perubahan dan pemerataan pembangunan di Jabar. Ridwan mengklaim, dirinya dan Uu dapat menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi di Jabar, dengan visi "Jabar Juara Lahir Batin".

"Jabar hari ini butuh perubahan, butuh keadilan, dan pemerataan pembangunan," kata Ridwan Kamil, Senin (13/3/2018).

Berbeda dengan pasangan di atas, kubu TB Hasanuddin-Anton Charliyan lebih memilih membahas program jika nantinya keluar sebagai pemenang di Pilgub Jabar 2018. "Kami tidak akan bicara visi-misi, tapi kami akan bicara tujuh program unggulan," ucap Hasanuddin.

Program yang diusung pasangan dari unsur TNI dan Polri itu di antaranya pembukaan lapangan kerja, penyediaan pangan murah, program DP 1 persen untuk menyediakan rumah murah bagi masyarakat.

Selain itu, Hasanuddin-Anton menjanjikan program sekolah gratis, kesehatan gratis, pembangunan dan penataan infrastruktur, serta pengawasan lewat situs molotot.com.

Sementara pasangan Sudrajat-Syaikhu berkomitmen akan membuat Jabar menjadi provinsi termaju di Indonesia, dengan landasan ketakwaan masyarakat. Sudrajat pun menyinggung beberapa kasus penganiayaan terhadap ulama yang terjadi di Jabar.

"Kita akan memuliakan agama agar kita di Jawa Barat semua akhlaknya terjaga. Selanjutnya tentu dari situ kita amankan Jawa Barat, jangan sampai ada ulama dihantam linggis sama orang gila. Ini merisaukan Jawa Barat," tegasnya.

Pasangan nomor urut, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, berjanji akan melanjutkan program kerja pada pemerintahan sebelumnya saat Jabar dipimpin Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. Deddy Mizwar lalu memaparkan bahwa Pemprov Jawa Barat 2018-2023 adalah sebuah etape terakhir dari rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD).

“Kami akan melanjutkan program kerja dan akan menuntaskan semuanya hingga 2023 karena itulah visi kami mewujudkan Jawa Barat yang adil, sejahtera, dan berkarakter,” ujar Deddy Mizwar.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Golkar itu memiliki 5 program untuk memajukan Jabar. Kelima program itu adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, mewujudkan sumber daya manusia berkualitas, produktif, unggul, dan berkarakter. Hingga yang tak kalah penting adalah mewujudkan tata kelola kehidupan sosial masyarakat yang berbudaya, demokratis, dan mandiri.

Selain visi-misi, dalam debat itu juga diadakan tanya jawab terhadap sesama paslon. Dalam tanya jawab ini, ada dua isu yang dapat meningkatkan tensi debat Pilgub Jabar.

Kedua tanya jawab itu melibatkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Pasangan Sudrajat, Syaikhu sempat menanyakan banyak pohon di Purwakarta yang ditutupi sarung. Dedi Mulyadi yang merupakan mantan Bupati Purwakarta menyatakan bahwa itu merupakan bagian dari ilmu lingkungan untuk melindungi pohon.

"Ilmu lingkungan mengajarkan proses perlindungan, proses memuliakan. Itu adalah ajaran dari sistem kebudayaan kita,” ucap Dedi.

Selain debat soal pohon diberikan sarung, debat soal Meikarta juga sempat membuat tensi debat meningkat.

Anton Charliyan mempertanyakan perizinan proyek Meikarta itu kepada Pemprov Jabar, padahal sebelumnya izin proyek itu ditolak. "Ini prosesnya bagaimana sehingga bisa transparan? tanya Anton yang berpasangan dengan TB Hasanuddin.

Deddy Mizwar yang sebelumnya menjabat Wakil Gubernur Jabar pun menjawab pertanyaan mantan Kapolda Jabar tersebut. Ia mengatakan, Pemprov Jabar hanya memberkan izin untuk penggunaan lahan yang seluas 84,6 hektare sebagai zona pemukiman.Sementara izin proyek Meikarta seluas 500-2.000 hektare ditolak oleh pihaknya. "Tapi perizinan 500 hektare sama sekali tidak bisa keluar, 2.200 hektare sama sekali tidak bisa keluar," katanya.

Sementara itu, dalam debat itu, Ridwan Kamil menegaskan, dirinya dan Uu siap memimpin Jabar untuk menghadapi perubahan. Ia pun menilai Jabar membutuhkan sosok pemimpin baru.

"Mengapa memilih pasangan Rindu? Pasangan Rindu adalah pasangan yang tepat untuk lima tahun ke depan," kata Ridwan Kamil.

Lain pula dengan pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan. Pasangan yang memiliki latar belakang TNI dan Polri tersebut dalam debat pertama banyak menyinggung masalah keamanan. Terlebih keduanya pernah berdinas di Jabar sehingga sangat memahami kondisi di wilayah tersebut.

''Kalau Jabar aman, maka ibu kota aman. Kalau ibu kota aman, maka Indonesia akan aman. Nah, yang paling bisa menjaga keamanan hanya kami berdua, Hasanah,'' ujar Anton.

Menanggapi debat tersebut, pengamat politik dan pemerintahan Asep Warlan Yusuf, menyatakan ada dominasi dari calon gubernur terhadap wakilnya. Selain itu, pemaparan dalam debat tersebut, menurut Asep masih sangat normatif.

Meski begitu, Asep menilai, setiap calon dapat memberikan pemaparan yang dibutuhkan publik untuk menyosialisasikan diri terhadap masyarakat.

"Tapi, kata-kata kunci atau substansi yang diungkapkan setiap pasangan sudah dapat diterima publik supaya publik bisa mengenal dan memahami lebih baik setiap program yang ditawarkan masing-masing pasangan," kata dia mengutip Antara, Selasa (13/3/2018).

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai dalam debat tersebut sosok Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil lebih unggul dari pesaingnya. "Yang lainnya masih belum bisa memaparkan karena kebanyakan (gaya) komunikasinya berubah,” katanya mengutip Antara, Selasa (13/3/2018).

Sementara itu, di luar debat semalam, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dinilai lebih unggul. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai kontestasi di Jabar merupakan pertarungan kekuatan figur dan mesin politik.

"Kekuatan figur terdapat pada Emil (Ridwan Kamil) dan Deddy Mizwar. Sementara kekuatan mesin parpol ada pada PKS-Gerinda dan PDIP. Gubernur 2 periode kan jagoan PKS dan kursi DPRD Jabar PDIP pemenangnya," katanya kepada Okezone, Selasa (13/3/2018).

Meski begitu, ia pun menilai pertarungan sengit akan terjadi pada Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. "Sejauh ini Emil dan Deddy Mizwar balap-balapan. Yang bisa jaga momentum dan kuat gerilya di darat akan menang," katanya.

Dengan sisa waktu sekira 3 bulan jelang pencoblosan, para kandidat masih memiliki waktu untuk bergerilya. Hasilnya nanti akan terjawab setelah pencoblosan pada 27 Juni 2018.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini