JAKARTA - Tambahan libur pada periode lebaran 2018 dikhawatirkan akan menambah ketidakpastian di pasar modal Indonesia. Apalagi, saat ini kondisi pasar sedang diselimuti ketidakpastian (uncertainty) yang dipengaruhi oleh sentimen global.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, faktor yang menyebabkan uncertainty sekecil apapun sebaiknya dihindari. Sebab, dia khawatir investor menganggap kondisi tersebut akan menambah ketidakpastian di pasar modal, sehingga mereka memilih untuk menarik investasi.
Baca Juga : Tol Batang-Semarang Bisa Dilalui secara Gratis saat Mudik Lebaran
"Intervensi pasar dengan libur hampir dua minggu jangan dilakukan sehingga membuat orang makin uncertain. Kalau tiba-tiba pasar jelek orang enggak bisa jual kalau bagus enggak bisa masuk," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, kamis (26/4/2018).
Sebelumnya, Tito juga pernah menyampaikan bahwa investor asing mengeluhkan soal panjangnya libur Lebaran 2018. Mereka menyayangkan investasi mereka tidak bergerak selama dua minggu.
Baca Juga : Tol Jakarta-Surabaya Dipastikan Bisa untuk Mudik 2018
Dengan kondisi pasar yang sedang fluktuatif, Tito pun meminta pemerintah untuk mempertimbangkan intervensi libur kepada pasar modal.
"Tolong perhatikan pasar, tapi saya bicara kalau bisa bursa jangan sampai masuk guinnes book world of record dengan dua minggu tutup," jelas dia.
Sekadar informasi, pemerintah akhirnya menetapkan tambahan libur dua hari pada tanggal 11 dan 12 Juni 2018. Dengan demikian, maka masa cuti lebaran menjadi enam hari yaitu ada tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20 Juni 2018.
(feb)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rhs)