SYDNEY – Penyelidik Australia membantah klaim yang menyebutkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 dijatuhkan secara sengaja oleh pilotnya. Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) menyatakan bahwa spekulasi bahwa pesawat nahas yang hilang sejak empat tahun lalu itu merupakan subyek dari “controlled ditching” atau tindakan pilot yang secara sengaja menjatuhkan pesawat adalah tidak benar.
Pesawat MH370 menghilang pada Maret 2014 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan membawa 239 penumpang dan awak pesawat. Pencarian pesawat yang melibatkan Malaysia dan China dihentikan pada Januari tahun lalu tanpa membuahkan hasil.
Tim penyelidik dari ATSB telah mengatakan bahwa pesawat itu hilang kontrol saat jatuh ke Samudera Hindia. Namun, teori bahwa pilot memiliki kendali penuh atas pesawat saat insiden itu terjadi kembali mengemuka dalam buku yang ditulis penyelidik kecelakaan penerbangan asal Kanada, Larry Vance.
BACA JUGA: Empat Tahun Hilang, Malaysia Masih Optimis MH370 Ditemukan
Vance yang tampil pada acara “60 Minutes” di Australia awal bulan ini mengatakan bahwa penyelidikan ATSB cacat dan kesimpulannya yang diambil di saat-saat akhir pesawat itu salah.
"Dia [pilot] bunuh diri; sayangnya, dia membunuh semua orang di dalam pesawat, dan dia sengaja melakukannya," kata Vance kepada 60 Minutes sebagaimana dilansir BBC, Rabu (23/5/2018).
Kepingan pesawat MH370 yang ditemukan di Pulau Reunion. (Reuters)
Namun, Direktur Pencarian ATSB, Peter Foley membela temuan biro dan bersikeras bahwa penyelidik telah mengeksplorasi semua saran dan analisis yang diberikan.
BACA JUGA: Pesawat MH370 Ditemukan, Perusahaan AS Bakal Dibayar Rp940 Miliar
"Kami mempertimbangkan setiap bukti yang kami miliki pada saat itu dengan cara yang tidak bias," kata Foley pada sidang parlemen di Canberra. Dia menambahkan bahwa dia telah membaca buku Vance.
"Kami memiliki sedikit data untuk memberitahu bahwa pesawat itu, jika itu sempat dikendalikan pada akhirnya, tidak berhasil dikendalikan," paparnya.
Pencarian terhadap bangkai MH370 yang sempat terhenti pada Januari telah dilanjutkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Ocean Infinity yang dikontrak oleh Pemerintah Malaysia. Sejauh ini pencarian yang dijadwalkan berakhir pada Juni itu belum berhasil menemukan pesawat nahas itu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dka)