WARNA putih yang menghiasi bangunan Taj Mahal perlahan memudar. Marmer putih tersebut lama-kelamaan berubah warna menjadi kuning dan hijau akibat polusi udara parah yang terjadi di Kota Agra, India, yang menjadi salah satu dari delapan kota di dunia dengan pencemaran udara terparah.
Posisi salah satu dari keajaiban dunia warisan UNESCO itu juga tidak menguntungkan. Taj Mahal diapit oleh dua sungai yang dipenuhi oleh sampah. Makam dari Mumtaz Mahal itu juga acap diselimuti debu dan asap dari cerobong pabrik serta knalpot kendaraan di Agra.
Keadan diperparah dengan adanya serangga-serangga kecil dari Sungai Yamuna yang mengering di musim panas. Serangga-serangga itu merangkak lewat saluran drainase kota hingga ke Taj Mahal. Kotoran-kotoran serangga itu semakin memperburuk warna dan kondisi marmer.
Mahkamah Agung India menuding pemerintah pusat tidak merawat Taj Mahal dengan sebagaimana mestinya. Keluhan mengenai perubahan warna dari Taj Mahal disampaikan oleh pengacara khusus lingkungan, MC Mehta lewat Mahkamah Agung.
“Jika ilmuwan-ilmuwan India tidak bisa melakukan hal yang benar, maka mereka seharusnya mengontak ahli-ahli konservasi dari luar negeri yang akan datang dan dengan senang hati membantu,” ucap MC Mehta, mengutip dari Reuters, Rabu (23/5/2018).
(Foto: Himalayantimes)
Baca Juga: Turun Takhta demi Janda hingga Anak Haram, Ini 4 Skandal Menghebohkan Royal Wedding
Perawatan selama ini mengandalkan pasta yang berasal dari mineral tanah liat untuk membersihkan marmer yang berguna untuk menarik kotoran dari permukaan. Setelahnya, baru dibersihkan dengan menggunakan air.
Selain memudarnya warna marmer, para aktivis mengkhawatirkan meja-meja air yang bisa melemahkan fondasi kayu. Di bagian belakang Taj Mahal, sampah terlihat menumpuk di sungai. Belum lagi asap dari cerobong-cerobong pabrik yang sangat mengganggu estetika.
(Foto: Reuters)
Perubahan tersebut tidak terjadi begitu saja. Ahli lingkungan dan sejarah sejak beberapa dekade lalu sudah mengingatkan adanya risiko jelaga dan asap dari cerobong yang menempel di tembok serta marmer.
Turis asal Argentina, Francesco, menyayangkan adanya perubahan warna di salah satu ikon India tersebut. Ia berharap otoritas Kota Agra akan segera membersihkan kotanya dan melakukan sesuatu untuk menjaga keindahan Taj Mahal.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(hel)