Share

SKK Migas Sebut Produksi Minyak Bumi Pertamina Turun

Yohana Artha Uly , Okezone · Jum'at 06 Juli 2018 20:15 WIB
https: img.okezone.com content 2018 07 06 320 1919033 skk-migas-sebut-produksi-minyak-bumi-pertamina-turun-OGFBHfCFSB.jpeg SKK Migas. Foto: Yohana/Okezone
A A A

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi (lifting) Indonesia mencapai 771 ribu barel per hari (bopd) atau baru 96% dari target APBN 2018 yang sebesar 800 ribu bopd. Adapun capaian tersebut 88% disumbang dari 12 KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) utama.

Sementara Mobil Cepu menjadi menjadi tertinggi dalam memproduksi minyak yakni mencapai 209 ribu bpod atau terealisasi 100% dari target 205 ribu bpod. Kemudian Chevron menjadi tertinggi kedua yakni mencapai 207 ribu bopd. Kendati demikian itu hanya terealisasi 97% target APBN 2018 sebanyak 213 ribu bopd.

Kilang RU V Balikpapan 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyatakan, Pertamina menjadi yang terbesar belum mencapai target.

"Pertamina EP (PEP) 70.031 dari target 85.000, baru 81,6 persen. Yang belum capai target nih banyak Pertaminanya," jelas Amien di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Selain Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd (PHE) juga masih mencapai 30.489 bpod atau 92,4% dari yang ditargetkan yakni 33.000 bpod. Dia menyatakan, masalah yang cukup banyak di Pertamina pada akhirnya mempengaruhi kinerja produksi mereka.

Penurunan produksi juga terjadi dikarenakan banyak kondisi sumur minyak bumi yang sudah tua. Sehingga jumlah produksi pada sumur tua berkurang (decline), bahkan 105 sumur telah ditutup dari target 262 sumur di 2018.

 Kilang RU V Balikpapan

"Terkait lifting ada PEP dan PHE. Masalahnya beda-beda, tetapi sebagai perusahaan besar, ini terjadi karena masalah data tidak lengkap dan karena banyak sumur tua, lapangan tua," katanya.

Tak hanya dari sisi teknis, Amien juga menyoroti masalah pergantian direksi yang ada pada tubuh perusahaan energi berplat merah tersebut. Masih dipimpinnya Pertamina oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama dinilai membuat Pertamina kesulitan menjalankan berbagai kebijakan.

"Dirut masih Plt jadi susah mengambil keputusan strategis," katanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(kmj)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini