Share

Sumringahnya Sri Mulyani dengar Curhatan Siswa SMP Tentang Keberagaman

Giri Hartomo , Okezone · Jum'at 13 Juli 2018 21:15 WIB
https: img.okezone.com content 2018 07 13 20 1922160 sumringahnya-sri-mulyani-dengar-curhatan-siswa-smp-tentang-keberagaman-y8YJdlptzY.jpg Foto: Okezone
A A A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara Seminggu Bersama Keluarga Kementerian Keuangan (SBKK). Sri Mulyani didampingi oleh pejabat esselon I Kemenkeu seperti Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata hingga Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Astera Primanto.

Program ini sendiri merupakan pertukaran pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program yang diikuti oleh 26 peserta ini bertujuan untuk mempromosikan nilai kebhinekaan, perdamaian, toleransi, nilai budaya, tugas dan fungsinya.

Dari pantauan Okezone di lapangan, Sri Mulyani tampak menggunakan kaos berwarna putih bergambar dan bertuliskan SBKK. Pada acara ini juga Sri Mulyani tampak sumringah dan lebih banyak tersenyum.

Sri Mulyani bahkan sempat berinteraksi dengan para peserta yang hadir. Dengan sumringah, Sri Mulyani menjanjikan akan memberikan hadiah jika ada siswa yang berani untuk menceritakan pengalamannya selama SBKK berlangsung.

"Saya mau tanya, pengalaman pertama waktu hari pertama di dalam keluarga itu ya, kepikiran atau apa dirasakan paling menakutkan apa," tanya Sri Mulyani di Kantor BPPK, Jakarta, Jumat (13/7/2018).

 

Salah seorang peserta asal Sulawesi Selatan bernama Ilyatul pun dengan semangat langsung mengacungkan tangannya untuk menceritakan pengalamannya kepada Sri Mulyani. Ilyatul sendiri tinggal bersama Yustinus salah seorang pegawai Kementerian Keuangan yang beragama Kristen.

Ilyatul yang beragama muslim awalnya mengaku takut untuk datang ke Jakarta, apalagi jika tinggal bersama keluarga yang tidak seagama dengannya. Sebab, dirinya mendapatkan doktrin dari teman-teman sepermainannya, jika tinggal bersama orang yang tidak seagama maka dirinya akan dipaksa untuk masuk agama tersebut.

"Saya awalnya takut datang ke Jakarta, kalau dipaksa keluar dari agama Islam," ceritanya.

 

Namun, hal tersebut sirnah ketika dirinya diperlakukan baik oleh teman teman dan ayah pembimbingnya yakni Yustinus. Ceritanya adalah bermula ketika dirinya diajak untuk ke gereja untuk beribadah.

Ketika itu, dirinya justru mendapatkan sambutan hangat dari para jamaah yang ada di sana. Bahkan suasana di sana sangat jauh dari apa yang dia bayangkan, apalagi sampai dipaksa untuk berpindah agama.

"Saat hari pertama diajak ke gereja saya takut, tapi saya mengedepankan rasa penasaran saya karena saya tidak mau hidup dengan rasa penasaran," kata Ilyatul.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Terakhir, siswi kelas 3 SMP itu menyampaikan pesan agar jangan ada lagi yang mengelompok-kelompokan ras bahkan agama. Karena menurutnya, Indonesia bisa besar karena keberagaman.

"Saya takut tapi kan Indonesia berbeda tapi kita satu. Mungkin satu satu negara banyak perbedaan. Dan secara hukum mengakui perbedaan," tegasnya.

Kagum dengan cerita anak tersebut, Sri Mulyani lantas menanyakan cita-cita dari anak tersebut. Pertanyaan tersebut langsung dibalasnya dengan lantang dengan jawaban pengacara.

"Kamu ingin jadi apa? Pengacara," tanya Sri Mulyani yang diiringi sautan dari Ilyatul.

 

Seakan belum puas, Sri Mulyani mendengarkan cerita peserta lainnya. Kali ini seorang siswa kelas 9 SMP bernama Ari.

Ari bercerita sebelum mengikuti program tersebut dirinya mengaku takut dengan orang muslim. Apalagi dirinya yang sekarang Kristen Nasrani, ketika itu melihat sosial media seorang wanita berhijab yang berkata kasar dan menjelekkan-jelekan agama lain.

Namun, ketika hari demi hari dijalani, pikirannya tentang orang muslim tak seperti yang dibayangkan. Sebab, banyak sekali orang muslim di sekitarnya yang justru memperlakukannya dengan baik bahkan seperti dispesialkan.

"Jadi perasaan saya pertama kali itu saya melihat dari sosmed itu orang muslim berjilbab ngomong kasar tentang agama lain. Saya fikir semua orang muslim sama, pikiran saya pertama bisa enggak menjalin toleransinya. Takut gimana gitu. Pas dipanggil orientasinya itu enggak semua muslim memiliki sifat kayak gitu," jelas Ari.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini