JAKARTA - Pada April 2018 ramai soal kasus Cambridge Analytica, di mana 87 juta pengguna Facebook menjadi korban atas kebocoran data. Cambridge Analytica ialah perusahaan konsultan politik yang menggabungkan penambangan hingga analisis data dengan komunikasi strategis selama proses pemilu.
Cambridge Analytica disebut-sebut memakai data dari jutaan pengguna jejaring sosial untuk mempengaruhi hasil pemilu Presiden AS pada 2016. Dari jumlah 87 juta data yang bocor, lebih dari satu juta di antaranya ialah data pengguna Facebook Tanah Air.
Terkini, Reuters pada Jumat (13/7/2018) melaporkan bahwa data pengguna Indonesia tidak disalahgunakan dalam kasus Cambridge Analytica. Raksasa media sosial yang dipimpin Mark Zuckerberg itu meyakinkan pemerintah Indonesia bahwa data pribadi sekira satu juta pengguna tidak diakses oleh konsultan politik Cambridge Analytica.
Indonesia dengan 115 juta orang yang menggunakan Facebook telah meminta kepada perusahaan untuk menjelaskan bagaimana data pribadi pengguna Indonesia bisa bocor melalui kuis kepribadian.
"Facebook telah melaporkan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika bahwa tidak ada data dari pengguna Indonesia yang dikumpulkan," kata Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan pada Jumat, seperti dikutip Reuters.
Seorang pejabat Facebook mengatakan pada April bahwa 1.096.666 data orang di Indonesia mungkin telah di-share atau sebanyak 1,26 persen dari total global.
Baca juga: 5 Tips agar WhatsApp Seolah Tak Aktif untuk Lindungi Privasi