Share

Limbah Air Kali Dianggap Mengandung E Coli, Apa Saja Bahayanya?

Dewi Kania, Jurnalis · Rabu 25 Juli 2018 20:16 WIB
$detail['images_title']
Kali Hitam. (Foto: Okezone/Arief)

UMUMNYA kali-kali di Jakarta mengandung banyak sumber limbah yang berbahaya bagi kesehatan. Selain mencemari lingkungan, bisa-bisa kali itu menyebarkan bakteri E coli.

Terkait dengan ditutupnya Kali Item di belakang Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat dengan waring, muncul banyak polemik. Termasuk soal dampak bahaya dari limbahnya, baik itu berasal dari pembuangan pabrik, industri menengah, hingga kalangan rumah tangga yang bisa mencemari lingkungan.

Selain untuk estetika, penutupan dengan menggunakan jaring tersebut dianggap dapat meminimalisir aroma tak sedap yang berasal dari air kali. Apa kata ahlinya?

Baca Juga: 10 Cara Biar Dikangenin Wanita, Tapi Jangan jadi Playboy Ya!

Spesialis Penyakit Dalam Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, menjelaskan, bakteri e coli pada dasarnya selalu hidup di air, baik itu yang tercemar limbah, air kotor atau air bersih. Jika dikonsumsi dalam keadaan mentah, dianggap bisa menularkan penyakit.

"E coli itu ditularkan apabila kita konsumsi. Misalnya orang menggunakan sumber air yang sudah pasti tercemar untuk cuci sayuran atau buah. Tapi kadang orang tidak perhatikan bahayanya," ujar Dr Ari saat dihubungi Okezone, Rabu (25/7/2018).

Dr Ari menambahkan, bakteri tersebut dianggap bisa menularkan penyakit saat dikonsumsi manusia. Sumber penularannya lewat makanan yang dasarnya sudah terpapar E coli. Ketika sistem pencernaan terpapar bakteri E Coli itu, seseorang mudah terkena diare. Hal ini bisa mengganggu kesehatan, juga menghambat aktivitas.

Sementara itu, untuk aroma kali yang identik tak sedap dihirup, tidak memicu dampaknya lebih lanjut. Sebab, E coli bukanlah seperti virus influenza atau pneumonia, yang bisa mengganggu sistem pernapasan atau paru-paru.

Baca Juga: Jadi Ibu Bahagia Itu Sangat Mudah, Psikolog: Hanya Butuh Satu Hal Ini!

Aroma air kali, lanjut Dr Ari, tidak dianggap bisa mengganggu kesehatan paru-paru. Mungkin hanya dapat mengganggu hidung yang memicu rasa tidak nyaman.

"Kalau baunya (kali) itu tidak menyebabkan infeksi. Lain halnya dengan virus influenza atau pneumonia, yang pencemarannya melalui udara," terangnya.

Supaya Anda tidak ragu dengan paparan bakteri E coli, sebelum mengonsumsi air mentah, Dr Ari menganjurkan agar air tersebut dimasak hingga mendidih. Anda tidak tahu juga seberapa tingkat kebersihan air yang kerap digunakan untuk memasak, terlebih saat kondisinya masih mentah.

"Beberapa penelitian saya lakukan, baik itu sumber air sungai, air sumur berisiko lebih mudah menularkan penyakit, dibandingkan dengan orang pakai air bersih dari Pam. Tapi tetap harus merebusnya sampai mendidih," pungkasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(mrt)