JAKARTA – Jumlah pekerja proyek Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditambah. Kebijakan ini untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jembatan multiguna yang di targetkan selesai pada awal Oktober mendatang.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, bila sebelumnya pembangunan mengandalkan 40 pekerja, saat ini jumlah pekerja ditambah 60 orang sehingga total menjadi 100 orang. Selain itu, pembangunan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp35,8 miliar ini dilakukan simultan antara dua sisi berlawanan sehingga membuat pedagang tidak diizinkan untuk berjualan di lokasi pembangunan.
“Kalau kita kerjakan satu-satu tidak akan terkejar. Kita sudah kerja 24 jam sekarang. Jumlah pekerja kita tambah dari 40 jadi 100 orang,” ujarnya.
Yoory mengakui, lokasi yang sempit di Jalan Jatibaru membuat pihaknya kesulitan mengatasi penumpukan pedagang. Begitu juga dengan pemasangan fondasi. Akibatnya, pembangunan baru mencapai 30% dan terancam molor.
Untuk mengantisipasi itu, pengerjaan akan dilakukan selama 24 jam. Pengecoran fondasi dilakukan bersamaan dengan pemasangan atap. Yoory yakin cara ini membuat pekerjaan menjadi lebih cepat sehingga Skybridge Tanah Abang bisa diresmikan pada awal Oktober.
“Jadi setelah dirapatkan, skema baru ini untuk mempercepat. Jadi dari semua titik dimulai. Nanti ketemu di tengah, jadi berbarengan,” kata Yorry.
Dia menyebut, PD Sarana Jaya membagi empat zona pembangunan skybridge yakni zona A, B, C, dan D. Pembangunan fon dasi di tiap zona membutuhkan waktu 10 hari. Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi mengatakan, pedagang kaki lima (PKL) terdampak perubahan skema pembangunan jembatan Skybridge Tanah Abang terpaksa harus libur atau bergantian berdagang.
Diperkirakan hanya ada 150 PKL yang bisa berdagang selama sebulan ke depan. Dinas KUMKMP mencatat di Tanah Abang ada 372 pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. Setengah pedagang lainnya, kata Irwandi, harus libur berdagang atau berdagang secara bergantian selama pembangunan. Irwandi mengaku, sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang.
Termasuk sistem berdagang secara bergantian. “Mohon maklum karena ini harus saya percepat pembangunannya. Saya sudah sosialisasi ke pedagang,” ucapnya.
Dia menilai, relokasi pedagang tidak bisa dilakukan. Pasalnya, proyek pembangunan skybridge dilakukan mendadak. Tidak ada lahan tersedia yang memudahkan pembeli.
“Ada lahan milik PD Pembangunan Sarana Jaya, tapi letaknya jauh. Blok G saja relokasinya belum ketahuan. Apalagi yang ini. Kita berharap pedagang memanfaatkan trotoar saja semaksimal mungkin. Kita tidak bisa relokasi,” kata Irwandi.
Selain itu, menjaga agar tidak menjadi masalah ke depannya. Pihaknya mengajak serta ombudsman untuk mengawasi proses pembangunan ini. Risna, 38, salah satu pedagang baju di kawasan Jatibaru bersedia tidak berjualan selama sebulan ke depan. Sebab, pembangunan ini demi kebaikan pedagang.
“Ya kalau dipindahkan kita mau. Asalkan ini cepat yah,” ucapnya.
(Feb)
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya