Share

Begini Tagar 'Foodporn' Pengaruhi Bisnis Kuliner

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis · Kamis 11 Oktober 2018 21:51 WIB
https: img.okezone.com content 2018 10 11 298 1962870 begini-tagar-foodporn-pengaruhi-bisnis-kuliner-E7PIe9VnTX.jpg Makanan dengan tagar foodporn di Instagram (Foto: itsminniekim/Instagram)
A A A

PIZZA menjadi makanan favorit banyak orang. Bahkan di Instagram, makanan khas Italia ini paling banyak dibicarakan, sekitar 35 juta orang mengunggahnya dengan tanda pagar (tagar).

Jumlah tagar itu lebih dari gabungan pencapaian Beyonce dan Kim Kardashian. Nafsu yang tak pernah terpuaskan untuk memotret makanan mempengaruhi seluruh industri restoran. Dari dekorasi hingga menu minuman, semuanya harus pantas ditampilkan ke Instagram.

Frances Cottrell-Duffield, pendiri Tonic, perusahaan penyedia jasa pemasaran dan hubungan masyarakat, mendesain pagelaran untuk menguji keberhasilan mereka di media sosial. Pada peluncuran menu makanan baru untuk jejaring restoran kelas atas, Polpo, Cottrell-Duffield tiba lebih awal untuk memastikan segala sesuatunya siap untuk media sosial.

 (Baca Juga:Sup Bakso Rambutan & Perkedel Kentang, Rekomendasi Bekal Sekolah si Kecil)

"Kami bekerja sama dengan merek gin karena meski Polpo menggelar uji makanan secara ciamik, acara itu tidak dipotret secara baik, dan koktail menghadirkan warna pada foto," ujarnya.

Di dekat bar, dinding penuh dedaunan didirikan, yang seperti hal-hal lainnya, didesain dengan pendekatan Instagram.

 

"Kami tahu hadirin akan menunda meminum koktail mereka untuk berfoto dengan dedaunan sebagai latar, lalu langsung menunggahnya ke media sosial," tutur Cottrell-Duffield.

Sekitar setengah lusin orang-orang berpengaruh di Instagram diundang menghadiri peluncuran menu baru itu. Di antara tamu itu adalah Alex Fletcher, penulis blog tentang roti lapis (sandwich) yang memiliki 20 ribu pengikut. Unggahannya yang paling populer meraih 2.000 tanda suka di Instagram.

"Sandwich diracik secara baik. Jika Anda punya katsu sando (roti lapis khas Jepang) berisi banyak acar kubis, daging has dalam, dan roti susu putih, tentu foto yang dihasilkan akan bagus," kata Fletcher.

Artis Instagram lainnya, Rebecca Milford, yang menyunting situs Bar Chick, menyebut potret yang indah dapat secara langsung mendongkrak penghasilan restoran.

 (Baca Juga:5 Kiat Penting Tekuni Profesi Barista untuk Milenial)

"Saya punya kawan-kawan yang melihat akun Instagram restoran dan memilih makanan berdasarkan apa yang mereka lihat," kata Milford.

Mereka tidak bersusah payah melihat menu. Foto harus memiliki daya tarik 'foodporn' dan ada juga tagar #cheeseporn, #yolkporn, semuanya tentang yang meleleh dan mencair.

Natalie Seldon, penulis sekaligus penata artistik makanan, menyebut komposisi tak kalah penting.

"Semakin foto itu dipotret dalam perbesaran lensa, maka semakin baik. Orang-orang senang melihat makanan besar di layar mereka. Foto yang menampilkan berlapis-lapis makanan juga bagus, terutama untuk burger," ujarnya.

Seldon berencana memenuhi ponselnya dengan foto makanan, namun cahaya yang redup pada acara uji coba menu baru itu menyulitkannya.

"Untung ada banyak aplikasi penyunting foto. Trik lainnya adalah menggunakan iPad atau ponsel lain untuk menambah cahaya," tutur Seldon.

Untuk memastikan para pelanggan mengabadikan foto yang indah dan menghasilkan publisitas yang efektif, Dirty Bones, jejaring restoran bintang lima di Inggris, bahkan menyediakan gratis kotak peralatan Instagram di cabang mereka, Soho. Kotak itu terdiri dari perlengkapan lampu sederhana, baterai, lensa mata ikan, dan tongkat swafoto.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Meski makanan adalah bintang utama, namun sokongan dari selebritas benar-benar dapat mengubah hasilnya. Georgia Green adalah pembuat roti dan pendekor kue yang menjalankan bisnis bernama Georgia's Cake di London Utara. Green pernah mendapatkan pesanan kue dari model ternama, Cara Delevingne.

"Cara mempunyai sekitar lima juta pengikut dan ketika itu saya hanya punya 100. Ketika dia menandai saya di Instagram, pengikut akun saya bertambah 6000 akun setiap hari," ujarnya.

Salah satu desain terakhir Green menampilkan ciri khasnya, kue yang menarik perhatian secara visual, pesanan yang biasa diterimanya. Green mengakui gugup untuk menciptakan desain kue yang tengah menjadi tren di Instagram, tampilan yang sebenarnya tidak ia sukai.

"Pernah ada tren kue dengan hiasan kuda bertanduk tertidur (kue bulat dengan berias mata kantuk, tanduk unicorn, dan kuping). Saya menolak membuatnya. Saya pikir itu bukan saya. Itu mencerminkan saya sebagai pribadi dan sebagai merek," kata Green.

 

(Foto: itsminniekim/Instagram)

 (Baca Juga:Viral! Turis Turki Ini Harus Bayar Rp880 Juta saat Makan di Restoran China)

Fokus pada citra barangkali hal yang dangkal, tapi itu tak disepakati oleh Profesor Charles Spence, psikolog percobaan di Universitas Oxford, yang menyebut presentasi sebagai hal penting.

"Cara makanan ditampilkan dan diatur di atas piring berdampak besar karena membentuk harapan. Otak kita membayangkan rasa makanan itu dan melabuhkan pengalaman indera perasa kita," ucapnya.

Spence melakukan uji coba berbasis laboratorium dan tes praktis di kampus Oxbridge.

"Kami memberi setiap orang makanan yang sama, tapi setengahnya diletakkan begitu saja di atas piring. Peserta lainnya mendapatkan makanan serupa, tapi disusun secara artistik agar terlihat seperti lukisan karya Kandinsky. Mereka yang mendapatkan makanan bertampilan lebih indah menilai panganan itu lebih lezat dan bersedia membayar lebih mahal," ujar Spence.

Namun meski presentasi indah penting bagi Amanda Bechara, pemilik kafe arthage Must Be Destroyed di Brooklyn, Amerika Serikat, dia tak menganjurkan tampilan makanan yang terang-terangan dibuat untuk penggila fotografi.

"Kami meminta Anda hanya mengambil beberapa foto dari kursi Anda. Beberapa orang lalu beranjak, duduk di setiap kursi, lalu memotret dengan kameranya. Bukan itu yang kami maksud. Kami juga meminta Anda tidak merekam karena situasi batin yang kuat, terutama tatkala orang lain tengah saling berbincang," ujarnya.

Ironis, ketika Bechara mendeskripsikan desain interior kafenya, yang terdengar adalah destinasi yang sangat layak untuk dipotret.

"Ini semacam fantasi dongeng modern dalam latar merah jambu, dengan langit-langit yang tinggi dan banyak ubin serta piring berwarna pink," ucapnya.

Dengan interior yang seperti berteriak, "tolong potretlah kami", mengapa dia keberatan dengan apreasisi modern ini?

"Saya tak mengerti mengapa reaksi orang terhadap keindahan hanya memotretnya. Rileks, santaplah makanan Anda, minum kopi Anda, bicara dengan kawan Anda, dan habiskan waktu dengan menyenangkan!"

Bechara barangkali menghindari media sosial, namun yang tertampang di Instagram menyudutkannya sebagai minoritas, yang terdengar sebagai kabar baik bagi para penggila sepotong pizza.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini