Share

Pakar Pariwisata Blak-blakan Ungkap Kelemahan Pariwisata Indonesia

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Jum'at 09 November 2018 19:00 WIB
https: img.okezone.com content 2018 11 09 406 1975724 pakar-pariwisata-blak-blakan-ungkap-kelemahan-pariwisata-indonesia-ItthiFnVDL.jpg Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

DALAM mengukur keberhasilan suatu destinasi wisata tidak cukup dengan angka-angka saja, dalam hal ini terkait jumlah kunjungan wisatawan. Ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah serta para pelaku wisata di Tanah Air.

Menurut penjelasan Thamrin B Bachri, Dosen Pariwisata sekaligus Tim Pemenangan Wonderful Indonesia, kepuasan wisatawan merupakan poin utama dalam pengembangan suatu destinasi.

"Kalau wisatawan puas mereka akan jadi ‘repeaters'. Industri pariwisata kita pun akan sustain (berkelanjutan). Contoh saja Bali, dalam 5 tahun terakhir jumlah ‘repeaters' mereka itu meningkat menjadi 31%," tutur Thamrin, dalam Seminar Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Terpadu Danau Toba, di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/11/2018).

Lebih lanjut Thamrin menjelaskan, ada dua faktor utama yang memengaruhi kepuasan wisatawan yakni, keamanan dan keteraturan. Kebanyakan wisawatan tidak mau kembali karena bersinggungan dengan faktor manusia. Misalnya mereka tidak dilayani dengan baik, atau masyarakatnya tidak welcome.

pantai ancol

Masalah keamanan menjadi sangat penting, karena tidak dipungkiri bahwa permasalahan tersebut masih merupakan salah satu kelemahan industri pariwisata Indonesia.

“Kita harus jujur bahwa salah satu kelemahan kita adalah keamanan. Di Palembang itu banyak wisatawan yang komplain karena menjadi korban kriminalitas. Hal ini jelas dapat membuat image pariwisata kita menjadi jelek di mata dunia,” tegas Thamrin.

“Selain itu, ketidakteraturan dalam aspek amenitas dan aksesbilitas juga menjadi masalah yang harus kita benahi. Yang seharusnya tur berangkat jam sekian, malah ngaret jadi berangkat jam sekian. Terus masih banyak hotel yang rooming listnya tidak jelas. Kita harus betul-betul menjadikan keamanan dan keteraturan menjadi sebagai dasar pariwisata. Ketika kedua hal ini kuat, produk wisata pun akan kuat,” sambungnya.

danau toba

Dalam upaya pengembangan destinasi wisata di Sumatera Utara, khususnya Danau Toba, Thamrin menegaskan bahwa pemerintah harus membuat sebuah program khusus demi meningkatkan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tempat tersebut.

Pemerintah sebaiknya membuat sebuah program yang ia sebut dengan ‘Tourism Awareness’. Program ini tujuannya menciptakan destinasi wisata yang turis friendly. Contoh kecilnya, super taksi harus dilatih agar mampu berinteraksi dengan wisatawan. Jadi saat bertemu dengan wisatawan mereka tidak perlu ragu-ragu lagi menyapa, mengucapkan selamat pagi, apa kabar, atau kata-kata sederhana lainnya untuk menimbulkan impresi awal yang baik.

“Coba saja Anda datang ke suatu tempat, kalau tidak ada yang welcoming di pintu masuknya, membuat Anda bertanya-tanya kan? Ada apa dengan tempat ini? Jadi di samping memaksimalkan produknya, dua elemen dasar itu juga harus diperhatikan. Untuk urusan atraksi dan potensi wisata di Sumatera Utara saya tidak meragukan lagi. Kalau dikelola dengan baik, Sumatera Utara dan Danau Toba bisa sejajar dengan Bali,” tutupnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini