Share

Kartu "Sakti" Penyembuh Jadi Populer Thailand, Otoritas Peringatkan Warga

Rahman Asmardika , Okezone · Kamis 13 Juni 2019 18:01 WIB
https: img.okezone.com content 2019 06 13 18 2066133 kartu-sakti-penyembuh-jadi-populer-thailand-otoritas-peringatkan-warga-ieJ62RgZ48.jpg Foto: The Nation.
A A A

BANGKOK – Warga Thailand diperingatkan untuk tidak membeli kartu plastik yang dipercayai memiliki kekuatan penyembuh dan menghilangkan sakit. Pejabat kesehatan publik lokal mengatakan “kartu plastik penyembuh” itu tidak terdaftar dan belum teruji.

Diwartakan The Nation, Kamis (13/6/2019), kartu yang disebut kartu penyembuhan itu telah terbukti laku keras di Distrik Ban Saladin, Ubol Rattana. Orang-orang bersedia membayar Bt1.100 sampai Bt1.500 (sekira Rp502 ribu Rp685 ribu) untuk menebus penghilang rasa sakit yang dijanjikan itu.

Tawee Peer-in, yang telah menjual kepingan-kepingan plastik itu, bersumpah atas keefektifan benda tersebut. Pengguna diperintahkan untuk menempelkan kartu pada area yang Sakkit atau meletakkan segelas air di kartu, menghitung sampai 10 sebelum meminumnya, atau untuk minum air setelah memasukkan kartu tersebut ke dalamnya.

Tawee mengatakan bahwa potongan plastik itu telah membantu meringankan sakit punggungnya, jadi dia memutuskan untuk mendaftar sebagai "anggota" dan menjual kartu itu sendiri. Namun, dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana kartu dipasarkan.

Pelanggan Thongsri Wongchaiwat, 66 tahun, mengatakan dia membeli kartu itu setelah dokter gagal menyembuhkan sakit punggungnya dan mengeluarkan air dari telinganya. Dia menambahkan bahwa kondisinya telah meningkat 50 persen sejak meletakkan kartu itu di punggungnya, namun, dia mengakui bahwa dia juga masih menggunakan obat yang diresepkan untuk kondisinya oleh rumah sakit.

Kartu itu menjadi sangat populer, sehingga beberapa orang dari desa-desa tetangga meminta pihak berwenang untuk memeriksa mengenai apa yang disebut dengan kekuatan penyembuhan ajaib dari kartu plastik itu dan memburu mereka yang terlibat dalam bisnis.

Setelah mengetahui bahwa penduduk desa menghabiskan banyak uang untuk kartu-kartu itu, Pejabat Kesehatan Publik Provinsi Khon Kaen, Peera Arerat Peera mengambil beberapa contoh kartu untuk diperiksa dan menemukan bahwa produk itu tidak terdaftar secara hukum.

Investigasi awal juga mengungkapkan bahwa proses penjualan kartu itu seperti skema Ponzi, karena penjual membujuk orang untuk mendaftar sebagai anggota dan membuat mereka meyakinkan orang lain untuk mendaftar.

Peera telah meminta pihak berwenang untuk meneliti bisnis kartu ini lebih jauh lagi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dka)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini