Amerika Serikat (AS) telah menganugerahkan 'Penghargaan Kebebasan Beragama Internasional' yang pertama kepada seorang imam Nigeria berusia 84 tahun. Tanpa pamrih, ia mempertaruhkan hidupnya sendiri untuk melindungi orang-orang Kristen dalam serangan Juni 2018 di Desa Nghar Yelwa, Nigeria Tengah.
"Imam Abubakar Abdullahi tanpa pamrih mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan anggota komunitas agama lain yang kemungkinan akan terbunuh jika tanpa campur tangannya," ujar pihak Departemen Luar Negeri AS.
"Keberanian Imam Abdullahi dalam menghadapi bahaya yang akan terjadi dan sejarah ia berusaha menjaga perdamaian antar agama menunjukkan komitmen seumur hidupnya untuk mempromosikan pemahaman dan perdamaian antaragama," lanjutnya.
Seperti yang dilansir dari situs About Islam, Jumat (19/7/2019), upacara penghargaan ini diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Rabu, 17 Juli 2019.
Penghargaan ini bertujuan untuk menghormati para pembela kebebasan beragama yang luar biasa dari seluruh dunia.
Imam Abdullahi menerima penghargaan bersama Ivanir dos Santos dari Brasil, William dan Pascale Warda dari Irak, serta Salpy Eskidjian Weiderud dari Siprus.
Tindakan berani imam itu ramai dibicarakan publik karena laporan mengungkapkan bagaimana cara imam tersebut menyelamatkan sekitar 300 orang ketika tersangka gembala Fulani menyerbu 15 komunitas di Barkin Ladi LGA yang telah menewaskan banyak orang.
"Saya menyembunyikan wanita di rumah pribadi saya dan setelah itu, saya membawa para pria ke masjid dan menyembunyikan mereka di sana," kata Imam Abdullahi pada saat serangan itu terjadi.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya