JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan ibu kota negara bakal pindah ke Kalimantan dari Jakarta. Bahkan dirinya sudah menyampaikan izin kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI saat menyampaikan Pidato Kenegaraan.
Pemerintah membuat dua skema untuk pemindahan ibu kota negara, pertama dengan perkiranaan anggaran mencapai Rp466 triliun. Anggaran itu untuk kebutuhan lahan mencapai 40.000 hektare (ha) dan 1,5 juta jiwa terdiri dari seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di kementerian dan lembaga (K/L), tingkat legislatif dan yudikatif, serta pelaku ekonomi dan anggota TNI dan Polri.
Kemudian, skema kedua dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp322 triliun. Ini untuk kebutuhan lahan mencapai 30.000 ha dan ASN yang bekerja di tingkat K/L, tingkat legislatif dan yudikatif, serta pelaku ekonomi dan anggota TNI dan Polri yang bermigrasi sebanyak 870 jiwa.
Berikut sejumlah fakta terkait pemindahan ibu kota ke Kalimantan yang dirangkum Okezone.
1. Jokowi Minta Izin ke DPR Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan
Jokowi meminta izin kepada DPR RI dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan. Hal tersebut disampaikan dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR-DPR RI, Jakarta.
Menurutnya, kesempatan ini dinilai tepat untuk meminta izin memindahkan ibu kota negara. Pasalnya seluruh pejabat dark mulai Eksekutif, Legislatif, hingga Yudikatif berkumpul semua pada hari ini.
“Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridho Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan,” ujarnya dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Baca Juga: Pidato Kenegaraan, Terselip Doa Anggota DPD Ibu Kota Pindah Kaltim
Dia menyatakan, pemindahan ibu kota semata-mata untuk mewujudkan pemerataan ekonomi. Karena selama ini ekonomi Indonesia masih bertumpu di pulau Jawa.
“Ini demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya,” jelasnya.
Menurut Jokowi, ibu kota bukan hanya tentang simbol identitas negara. Melainkan juga mencerminkan kemajuan suatu bangsa dan negara.
“Ibu kota yang bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa,” ujarnya.
2. Jokowi Sebut Anggaran Ibu Kota Pindah Sekecil Mungkin Gunakan APBN
Jokowi menyatakan, ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas. Tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai energi baru dan terbarukan, tidak bergantung kepada energi fosil.
"Dukungan pendanaan bagi pemindahan ibu kota akan sekecil mungkin menggunakan APBN. Kita dorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)," katanya.
Baca Juga: Bocoran Menhub soal Bandara di Ibu Kota Baru
Menurutnya, pemindahan ini sebagai upaya pembangunan ekonomi di luar Jawa agar menjadi sumber ekonomi baru. "Sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa," kata dia.
Sebelumnya, berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dana pemindahan ibu kota diperkirakan hanya sekitar Rp30,6 triliun yang berasal dari APBN. Dana tersebut untuk kebutuhan tahun anggaran selama 5 tahun ke depan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya