Share

Ketatnya Proses Sertifikasi Produk Farmasi di Pabrik Sampai ke Konsumen

Dewi Kania, Jurnalis · Kamis 10 Oktober 2019 19:00 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto : Medicalnewstoday)

Segala jenis produk farmasi, seperti obat-obatan atau alat kesehatan, kualitasnya harus selalu tersertifikasi sepanjang hari. Sebelum sampai ke pasar, pastinya perusahaan menjaga betul bagaimana kualitas produknya.

Bahkan produk farmasi dinilai sangat sensitif karena kebutuhannya langsung ke masyarakat. Sebelum ada di tangan pembeli, produknya tidak boleh rusak atau cacat.

Sudah menjadi tanggung jawab perusahaan untuk mempertahankan kualitas produknya, dari mulai proses pemilihan bahan baku, pengiriman barang, pengolahan di pabrik, sampai di tangan distributor, hingga dibeli konsumen. Kalau produknya tidak terjaga, pasti akan berdampak bahaya.

Presiden Direktur PT Enseval Putera Megatrading Djonny Hartono menuturkan, setiap produk farmasi yang diproduksi harus tersertifikasi dengan baik, sebelum sampai di tangan konsumen. Selain melakukan skrining secara internal, stakeholder di bidang kesehatan juga ikut andil.

Produk kapsul

"Untuk pergudangan, kita pastikan tersertifikasi secara berkala, ada audit dari BPOM dan Kementerian Kesehatan. Kemudian setiap produk harus diskrining dengan standar tertentu sesuai dengan standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)," tutur Djonny saat Press Conference bersama Kalbe Farma-Mostrans di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/10/2019).

Djonny menambahkan, berbagai macam produk farmasi mulai alat kesehatan, obat-obatan, kebutuhan nutrisi, hingga vaksin, proses sertifikasinya memiliki standar berbeda-beda. Banyak hal yang mesti diperhatikan, misalnya dari ambience gudangnya atau sterilisasi truk pengangkut barangnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Saat skrining dipastikan tidak boleh ada aroma yang nanti membuat produknya terpapar, tidak boleh ada sesuatu yang menimbulkan bakteri. Nah untuk alat-alat, kita juga ada kalibrasi, hal seperti itu kita rutin menjaganya," terang Djonny.

Tak hanya diskrining di pabrik, saat pengantaran barang ke cabang-cabang distributor pun diperhatikan. Mengingat pengantaran barang biasanya dilakukan dengan truk.

produk farmasi banyak

Maka, menurut Djonny, setiap perusahaan tidak pernah melewatkan skrining secara sembarangan, karena akan merusak kualitas produknya. Hampir tidak ada kendala yang dihadapi dalam hal ini.

"Bukan cuma ambience ruang pabrik yang diskrining benar, nah saat mengantarkan barang, di dalam truknya juga harus diperhatikan. Misalnya butuh AC karena produknya harus steril dan dingi. Ini salah satu upaya kita agar jaga kualitas produknya bagus, maka disimpan dengan benar," ucap Djonny.

Diakui Wakil Ketua Umum II Bidang Angkutan Distribusi dan Logistik Aptrindo Kyatmaja Lookman, transporter yang memegang perusahaan farmasi memang tidak bisa sembarangan. Sebabnya membutuhkan standar level dan regulasi yang tinggi.

Produk Farmasi

"Transporter juga ikut mempertahankan kualitas produk farmasi. Karena perusahaan farmasi punya high regulated industry. Kalau tidak begitu, pasti barang akan rusak dan ikut menanggung risiko," pungkasnya.

1
3