JAKARTA - BMW Group Indonesia menanggapi kemunculan kabar penghentian produksi mobil listriknya BMW i3, dari pihak prinsipal. BMW menyanggah isu tersebut, termasuk menekankan tidak ada kata suntik mati bagi lini produk i3 hingga sekarang. Model itu disebut memegang peran sebagai andalan kendaraan listrik produsen asal Jerman tersebut.
Sampai saat ini, BMW Group Indonesia menyebut tidak menerima informasi resmi seputar wacana penghentian produksi tersebut. "Nyatanya, kabar tersebut hanya mengacu pada sebuah sesi wawancara yang dilakukan pihak prinsipal," kata Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania.
Belum adanya konfirmasi secara resmi dari pihak prinsipal BMW Group tersebut menjadi pertanda bahwa pengembangan serta produksi model BMW i3 masih akan berlanjut. "Bahkan hingga saat ini, model BMW i3s jadi kendaraan listrik rilisan kami paling laku terjual di seluruh dunia," ujar Jodie.
Sejak diperkenalkan ke Indonesia dalam ajang GIIAS 2019 lalu, peminatan terhadap unit BMW i3 sendiri mampu menjaring segmen pelanggan khusus. "Saat ini pangsa pasarnya menyentuh pada kedutaan , korporasi, serta pengguna kendaraan yang mengutamakan kepraktisan. Terlebih dengan jarak jelajah hingga 300 Km, terlepas dari situasi lalu lintas," kata Jodie.
BMW mengklaim kendaraan listrik ini tidak hanya ramah lingkungan karena modelnya sebagai kendaraan listrik. Sebagian besar komponennya bahkan dapat didaur ulang, termasuk komponen seperti jok serta suku cadang lain pada mobil tersebut. Banderolnya BMW i3s 120 Ah di Indonesia mencapai Rp1,3 miliar.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(muf)