Share

Kemenag Sebut Pesantren Laboratorium Perdamaian, Ini 9 Alasannya

Abu Sahma Pane, Jurnalis · Selasa 22 Oktober 2019 16:09 WIB
https: img.okezone.com content 2019 10 22 614 2120244 kemenag-sebut-pesantren-laboratorium-perdamaian-ini-9-alasannya-CnpJOyxXv6.jpg Ilustrasi. Foto: Istimewa
A A A

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) memperingai Hari Santri Nasional 2019 dengan mengusung tema “Santri untuk Perdamaian Dunia”. Tema tersebut dinilai selaras dengan pesantren yang merupakan laboratorium perdamaian.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan ada sembilan alasan yang membuat pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian. Pertama, kesadaran terhadap kehidupan beragama yang harmonis tumbuh subuh di kalangan pesantren.

Ini dibuktikan dengan perjalanan perjuangan kemerdekaan bangsa hingga tercetusnya resolusi jihad dan perang melawan PKI, yang menurutnya semua tidak lepas dari peran pesantren.

“Hubbul wathan minal iman bagian dari nilai yang terus diajarkan di pesantren,” ucapnya saat menjadi inspektur upacara Hari Santri Nasional 2019 di halaman kantor Kementerian Agama, Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemenag, Selasa (22/10/2019).

Kamaruddin Amin. Foto: Kemenag

Alasan kedua, lanjut Kamaruddin, metode mengaji dan mengkaji di pesantren sangat khas. Selain transfer ilmu, pesantren juga mengajarkan keterbukaan kajian dari berbagai kitab, bahkan lintas madzhab. “Santri dididik belajar terima perbedaan dari sumber hukum otentik,” tuturnya.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ketiga, pesantren mengajarkan khidmah dan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa. Keempat, pesantren mengajarkan kemandirian, kerjasama dan sikap saling membantu. “Santri terbiasa mandiri, solider, dan suka gotong royong,” lanjutnya.

Alasan kelima pesantren menjadi laboratorium perdamaian, karena di lembaga ini, geralan seni dan sastra tumbuh subur. Hal itu berpengaruh pada prilaku seseorang dalam ekspresi keindahan, harmoni, dan kedamaian.

Keenam, di pesantren banyak kelompok diskusi, mulai dalam skala kecil hingga besar, dari tema recehan hingga yang serius. “Sehingga, santri berkarakter terbuka,” ujarnya.

Alasan ketujuh, pesantren merawat khazanah kearifan lokal. Pesantren menjadi ruang kondusif untuk menjaga lokalitas. Kedelapan, maslahah (kemaslahatan) merupakan pegangan yang tidak bisa ditawar di kalangan pesantren. “Pesantren tidak suka meresahkan masyarakat, malah membina masyarakat,” tegasnya.

Alasan terakhir, pesantren menjadi ladang penanaman spiritual. Selain Fiqh, santri dilatih tazkiyatun nufus, pembersihan hati melalui amalan zikir dan puasa. “Santri jauh dari intoleransi, pemberontakan, apalagi terorisme,” tandasnya.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini