Share

Ternyata, French Kiss Lebih Berisiko Tularkan Penyakit HIV Loh!

Dewi Kania, Jurnalis · Kamis 21 November 2019 21:32 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

BANYAK mitos dan fakta terkait penularan penyakit HIV yang masih banyak dipercaya orang awam. Salah satunya berciuman yang diklaim mudah menularkan penyakit ganas itu.

Banyak temuan studi yang beredar kalau seseorang berciuman dengan pasien HIV akan mudah tertular penyakitnya. Termasuk juga french kiss, meskipun ciuman ini paling romantis.

Spesial Kulit dan Kelamin dr Hanny Nilasari, SpKK menjelaskan, anak remaja harus banyak tahu seputar penularan HIV. Tidak cuma dari gonta-ganti pasangan, lewat berciuman pun mudah terkena HIV.

"Dari hasil penelitian ciuman ini ada tingkatan penularan. French kiss misalnya, daya tularnya lebih tinggi dari mukosa to mukosa," ungkap Dokter Hanny ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2019).

Khususnya buat anak remaja yang minim sex education di lingkungan sekitar.

Fakta ini, menurut Dokter Hanny, tidak banyak orang memperdulikan. Khususnya buat anak remaja yang minim sex education di lingkungan sekitar.

Di sisi lain, banyak pula mitos yang muncul terkait penularan penyakit HIV. Termasuk skin to skin contact, ternyata tidak terbukti menularkan penyakit HIV.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dokter Hanny menegaskan, penyakit HIV cara penularannya hanya lewat darah dan mukosa (air liur). Makanya saat hindari kedua hal tersebut ketika kontak dengan pasien HIV.

"Namun dari sini muncul banyak stigma pasien HIV. Semuanya kalau bersentuhan langsung dianggap cepat menular, padahal belum tentu," beber Dokter Hanny.

Khususnya buat anak remaja yang mengaku malu atau takut untuk membicarakan seksualitas.

Psikolog Inez Kristanti menuturkan, munculnya informasi mitos dan fakta tersebut ada karena banyak kalangan kurang mengetahui sex education. Khususnya buat anak remaja yang mengaku malu atau takut untuk membicarakan seksualitas.

"Kalau membahas sex education, mereka takut di-judge sama orangtua dan takut cari informasi. Jadi harusnya bisa dibantu cari informasi yang netral," ucap Inez.

Inez menambahkan, ketika anak remaja tahu banyak informasi sex education, sebenarnya banyak keuntungan yang didapatkan. Setiap kalangan bisa ikut menurunkan prevalensi penularan HIV di Indonesia.

"Perlu empati ketika membicarakan seks kepada setiap oramg. Namun yang pasti siapa pun harus meminimalisir kata kata tuduhan," pungkas Inez.

1
3