TEL AVIV - Israel melarang para pejabat dari Malaysia untuk masuk ke Ramallah, kota di Tepi Barat Palestina, setelah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mencela Yahudi.
Melansir Jerusalem Post, Selasa (3/12/2019) kebijakan pelarangan Israel kepada pejabat Malaysia merupakan yang terbaru terhadap negara dengan warga mayoritas Muslim yang tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel.
"Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah memimpin kebijakan anti-Israel dan antisemit ekstremis, termasuk melarang delegasi atletik Israel memasuki negaranya dan mendeklarasikan permusuhan," kata Kementerian Luar Negeri Israel.
"Perilaku seperti itu tidak memungkinkan adanya pijakan Malaysia di wilayah Israel," tambah isi pernyataan tersebut.
Baca juga: PM Israel Benyamin Netanyahu Didakwa Atas Tuduhan Korupsi, Suap dan Penipuan
Baca juga: Mahathir: Pembentukan Israel dan Rebut Tanah Palestina Akar Terorisme
Kebijakan Israel melarang pejabat Malaysia tidak tidak berlaku untuk wisatawan Malaysia.
Sebelumnya, Mahathir menyebut orang-orang Yahudi berhidung bengkok, dan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi memerintah dunia dengan kejam. “Mereka [Yahudi] membuat orang lain bertarung dan mati untuk mereka.”
"Orang-orang Yahudi melakukan banyak hal yang salah," kata Mahathir saat berbicara pada bulan Juni di Universitas Cambridge, AS. Ia menambahkan, “jika ia bisa, ia akan menyerang Israel.”
Mahathir mengatakan dia senang diberi label antisemit, dan saat berada di Universitas Columbia pada September di New York, ia bertanya “mengapa orang berpikir masalah karena dia mengkritik orang Yahudi.”
Pada bulan Januari, atlet paralimpiade Israel dipindahkan dari Malaysia setelah negara itu menolak untuk mengizinkan atlet Israel masuk.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fzy)