Share

Menko Luhut Targetkan Rupiah di Bawah Rp10.000/USD

Yohana Artha Uly , Okezone · Selasa 03 Desember 2019 21:03 WIB
https: img.okezone.com content 2019 12 03 278 2137603 menko-luhut-targetkan-rupiah-di-bawah-rp10-000-usd-ZQCx3pa3BG.jpg Rupiah. (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menargetkan, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa menguat di bawah Rp10.000 per USD pada dua tahun mendatang. Hal itu seiring upaya pemerintah menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Kami perkirakan Rupiah bisa di bawah Rp10.000 per USD karena cadangan dolar banyak. Dalam dua tahun ke depan lah kalau strategi ini berjalan sesuai rencana menekan CAD," ungkap Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Baca Juga: Mengenal 8 Pahlawan yang Ada di Uang Kertas Rupiah

Strategi yang dimaksud adalah mendorong ekspor dan menekan impor. Hal itu dilakukan dengan mempercepat proses hilirisasi. Salah satunya hilirisasi pada komoditas nikel sehingga memberii nilai tambah.

Rupiah

"Itu penting untuk mempengaruhi CAD, ekspor dengan nilai tambah contohnya pada nikel ore, itu kan bagus," kata dia.

Selain itu, dilakukan dengan melepas ketergantungan Indonesia pada impor minyak melalui program biodiesel. Menurut Luhut, porgram B20 yang sudah berlangsung sejak September 2018 telah berdampak pada pengurangan impor minyak untuk solar sebesar 29%.

Baca Juga: Viral, Misteri Pahlawan Sedih di Uang Rp5.000 dan Rp50.000

Pengurangan impor itu setara dengan menghemat devisa negara sebesar Rp300 triliun. Jika program ini terus berjalan, lanjut Luhut, maka akan mengurangi impor minyak menjadi sebesar 35%.

"Ke depan juga akan naik ke B30 dan seterusnya. Sekarang kami lagi hitung berapa persen kalau B50-B100, maka bukan tidak mungkin kita enggak perlu lagi impor energi," jelas dia.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Maka dengan mendorong hilirisasi dan menekan impor minyak, Luhut meyakini, CAD hanya akan sebesar USD1 miliar bahkan bisa berbalik jadi surplus. Hal ini akan berdampak baik bagi pergerakkan nilai tukar Rupiah.

"Kalau CAD dekat-dekat ke USD1 miliar, maka Rupiah akan di bawah 10.000 per USD," kata dia.

Sekedar diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat CAD hingga kuartal III-2019 sebesar USD7,7 miliar atau setara 2,7% dari produk domestik bruto (PDB). Adapun Rupiah pada hari ini, Selasa (3/12/2019) pada perdagangan spot exchange berada di level Rp14.115 per USD.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini