JAKARTA - Teknologi nuklir dinilai mampu memberikan output energi yang besar. Dengan teknologi nuklir, Indonesia sebetulnya mampu untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Lalu apa yang membuat PLTN ini belum juga terwujud?
Sekretaris Utama BATAN, Falconi Margono mengatakan bahwa nuklir saat ini dikesankan memiliki bahaya. "Tapi justru dari bahayanya itu, kalau kita mengetahui bagaimana menanganinya, justru manfaatnya ada di situ. Oleh karenanya risetnya itu di situ," kata Falconi, Selasa (3/12/2019).
Selain untuk pemangkit listrik, teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk bidang pertanian. Misalnya untuk menghasilkan varietas padi, kedelai, kacang hijau, gandung tropis hingga pisang.
Lebih luas lagi, teknologi nuklir bisa dikembangkan untuk bidang kesehatan, menangani pasien kanker, terapi, dan diagnostik. Tidak hanya itu, teknologi nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk bidang industri.
Menurutnya, saat ini nuklir masih dianggap sebagai sumber daya yang 'diakhirkan'. Ada resources lain yang didahulukan.
"Padahal yang paling bagus adalah bagaimana mengoptimalkan resources yang ada, sehingga energi itu bisa dihasilkan tetapi kita juga tidak memanfaatkan satu segi energi saja," tuturnya.
Baca juga: BATAN Laporkan Capaian Pengelolaan ATP dan STP Melalui Sarasehan