Share

Lihat Karomah Habib Shalih Tanggul, Wanita Asal Swiss Jadi Mualaf

Novie Fauziah, Jurnalis · Jum'at 06 Desember 2019 18:02 WIB
https: img.okezone.com content 2019 12 06 614 2138878 lihat-karomah-habib-shalih-tanggul-wanita-asal-swiss-jadi-mualaf-o75TG9MGFH.jpg Habib Shalih Tanggul semasa hidupnya berdakwah di Jember, Jawa Timur (Foto: Shutterstock)
A A A

NAMA Habib Shalih Tanggul sudah kondang di kalangan para spiritualis. Habib Shalih Tanggul bahkan diyakini sebagai salah satu waliyullah. Selain terkenal karena kealimannya, tanda kewalian juga ditunjukkan lewat karomah Habib Shalih Tanggul.

Banyak karomah Habib Shalih Tanggul yang diceritakan dari mulut ke mulut oleh saksi mata, baik itu jemaah atau orang biasa. Salah satu testimoni tersebut datang dari bule asal Swiss. Perempuan yang tidak disebutkan identitasnya tersebut mendapat pengalaman aneh dalam hidupnya, yaitu mimpi berulangkali bertemu Habib Shalih Tanggul.

Dikutip dari buku Para Habib Terkemuka Indonesia Amalan dan Kebiasaan-kebiaasaannya karya Nur Solikihin, perempuan asal Swiss tersebut akhirnya memutuskan terbang ke Indonesia untuk mencari tahu orang yang selalu muncul dalam mimpinya.

Dalam mimpi perempuan asal Swiss itu, ia didatangi oleh lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Habib Shalih asal Tanggul, Jember, Indonesia. Sang lelaki itu juga berpesan bahwa dia dapat membantu menyelesaikan masalah yang tengah di hadapi.

Saat mimpi itu muncul berulangkali, sang perempuan Swiss tersebut tengah mempunyai masalah rumit. Dalam waktu dekat, ia akan menikah. Namun, calon suaminya direbut oleh perempuan lain, sehingga rencana pernikahannya terancam gagal.

Sesampainya di bandara Soekarno-Hatta, wanita tersebut bertanya kepada petugas bandara informasi mengenai Habib Shalih Tanggul. Salah satu petugas bandara ternyata ada yang tahu dan bersedia mengantar ke Jember.

Sesampainya di tempat tujuan, wanita tersebut terkejut ketika melihat karomah Habib Shalih Tanggul. la melihat orang yang sama persis dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Saat itu, di rumah Habib Shalih Tanggul sedang banyak tamu. Setelah bertemu sebentar dengan Habib Shalih Tanggul, sang tamu memperkenalkan diri lalu dipersilakan istirahat sejenak dan berganti baju.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Usai mengganti pakaian, wanita Swiss tersebut dipersilakan mengungkapkan maksud kedatangannya. Lalu, Habib Shalih Tanggul berkata, ”Segeralah pulang ke Swiss. Setibanya kamu di sana, calon suamimu akan menangis di depan pintu rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu.”

Tanpa banyak bertanya lagi, wanita itu pun segera pulang ke Swiss. Beberapa bulan selanjutnya, wanita tersebut datang kembali ke Jember. Kedatangannya kali ini berbeda dengan kedatangannya yang pertama, ia bersama seorang suami.

Perkataan Habib Shalih Tanggul menjadi kenyataan. Kini, mereka hidup sebagai sepasang suami istri. Sebagai tanda terima kasihnya, wanita dari Swiss menawarkan sesuatu kepada Habib Shalih Tanggul.

Sebagai sosok yang zuhud, Habib Shalih Tanggul tidak mengharapkan imbalan apa pun. la Ikhlas karena Allah Swt semata. Tapi Habib Shalih Tanggul mengajukan permintaan, ”Kalau boleh saya meminta, dan tidak ada sama sekali paksaan, kalau kamu berkenan, saya meminta kamu memeluk Islam." Dengan penuh kesadaran, wanita tersebut beserta suaminya memeluk agama Islam.

Habib Shalih Tanggul bin Muhsin al-Hamid lahir pada 1313 Hijriyah di Korbah, Bakarman, Hadramaut. Ayahnya adalah Habib Muhsin bin Ahmad al-Hamid atau yang sering disebut al-Bakri al-Hamid. Habib Musin merupakan orang shalih dan wali yang arif, serta sangat dicintai dan disegani oleh masyarakat.

Habib Shalih mempelajari Alquran kepada Said Ba Mudhij di Wadi Amd. Sedangkan, ia belajar ilmu fikih dan tasawuf kepada ayahnya. Pada usia 26 tahun, bulan keenam tahun 1921, ia menuju Indonesia ditemani oleh Syekh al-Fadil as-Shalih Salim bin Ahmad al-Askariy.

Beberapa waktu kemudian, Habib Shalih datang ke Jakarta. Setelah itu, ia pergi ke rumah sepupunya di Habib Muhsin bin Abdullah al-Hamid di Lumajang. Habib Shalih menetap cukup lama di Lumajang, kemudian pindah ke Tanggul, Jember, untuk berdakwah hingga tutup usia. Hingga saat ini makamnya yang berlokasi dekat Stasiun Tanggul, ramai dikunjungi peziarah.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini