Share

Rupiah Mata Uang Terkuat di Asia, Apa Kata BI?

Yohana Artha Uly , Okezone · Kamis 23 Januari 2020 15:11 WIB
https: img.okezone.com content 2020 01 23 278 2157216 rupiah-mata-uang-terkuat-di-asia-apa-kata-bi-PkH7z3PcUq.jpg Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar Rupiah terus menguat hingga Rabu 22 Januari 2020. Hal ini berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar Rupiah terus menguat didukung kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang membaik. Pada 22 Januari 2020, Rupiah menguat 1,74% dibandingkan dengan level akhir Desember 2019.

Baca Juga: Menanti BI Rate, Rupiah Tekan Dolar ke Rp13.623/USD

“Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada 2019 yang tercatat 3,58% (ptp) atau 0,76% secara rerata,” ujar Perry, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Menurutnya, penguatan Rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir serta aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga. Kemudia, daya tarik pasar keuangan domestik tetap besar dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.

Baca Juga: Tutup Perdagangan, Rupiah Menguat di Rp13.646/USD

“Struktur pasar valas juga semakin kuat yang ditandai dengan meningkatnya volume transaksi dan kuotasi yang lebih efisien, serta makin berkembangnya pasar DNDF yang kemudian mendukung peningkatan efisiensi pasar valas,” ujarnya.

Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar Rupiah sejalan dengan kondisi fundamental, semakin baiknya mekanisme pasar dan keyakinan para pelaku pasar terhadap kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Secara keseluruhan, penguatan nilai tukar Rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi,” tutur Perry.

Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik.

“Kami juga terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas,” tuturnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini