Share

Irwandi Yusuf Dieksekusi ke Lapas Sukamiskin, Mantan Wagub Aceh: Anggap Saja Cobaan

Windy Phagta , Okezone · Jum'at 14 Februari 2020 23:06 WIB
https: img.okezone.com content 2020 02 14 340 2168710 irwandi-yusuf-dieksekusi-ke-lapas-sukamiskin-mantan-wagub-aceh-anggap-saja-cobaan-BdtRQuXodX.jpg Irwandi Yusuf
A A A

BANDA ACEH - Gubernur nonaktif Aceh Irwandi Yusuf dieksekusi ke Lapas Sukamiskin, usai kasasinya ditolak Mahkamah Agung (MA) dan divonis tujuh tahun penjara. Mantan wakil gubernur Aceh Muhammad Nazar turut prihatin dengan nasib pria yang akrab disapa Bang Wandi itu.

"Secara pribadi kami prihatin, kita doakan Bang Wandi tetap tabah, tapi secara hukum belum ada jalan lain, anggap saja cobaan," kata Nazar kepada Okezone, Jumat (14/2/2020).

Untuk diketahui, Nazar lima tahun menjadi wakil gubernur Aceh mendampingi Irwandi Yusuf pada periode 2007-2012. Irwandi-Nazar merupakan gubernur dan wagub pertama di Indonesia hasil Pilkada langsung.

Keduanya maju lewat jalur independen, dan Nazar berlatar belakang aktivis referendum, sedangkan Irwandi juru propanda Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Nazar prihatin pada periode kedua Irwandi jadi gubernur berpasangan dengan Nova Iriansyah, justru terjerat kasus korupsi dana otonomi khusus yang membuatnya dihukum tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. Hukuman itu lalu bertambah jadi delapan tahun bui di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan memaksa Irwandi mengajukan kasasi ke MA.

Namun, MA menolak kasasi dan menghukum Irwandi tujuh tahun penjara, denda Rp300 juta subsidair tiga bulan kurungan, plus pencabutan hak politik selama lima tahun setelah masa hukuman berakhir. Usai putusn MA keluar, KPK pun mengeksekusi Irwandi ke Lapas Sukamiskin.

Nazar menilai kasus Irwandi Yusuf sempat menimbulkan kontroversi, karena dari segi sosial politik banyak pendukungnya di Aceh berharap Irwandi bebas karena diyakini tak bersalah. Namun, dari segi hukum hakim pasti punya pertimbangan-pertimbangan sendiri dalam memutuskan perkata.

Dari kasus dialami Irwandi Yusuf, Nazar berharap agar penegakan hukum di Indonesia jangan by orderan. Kemudian semua pihak bisa mengambil pelajaran. "Bukan hanya pemimpin, tapi rakyat, rekanan, pengusaha juga jangan menjebak pemimpin," kata dia.

Nazar berhadap pemberantasan korupsi ke depan harus mengedepankan pendidikan dan pencegahan. Kemudian peningkatan kesejahteraan kepada pemimpin juga harus diperhatikan agar mereka tidak terjebak korupsi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurutnya sekarang banyak pemimpin daerah pendapatan sahnya tak sebanding dengan beban kerja dan tuntutan. Untuk memenuhi tuntutan itu sebagian di antaranya terjebak korupsi.

"Sekarang pendapatan sah pemimpin mulai dari gubernur, presiden, bupati, keusyik (kepala desa) banyak yang tidak layak, sementara tuntutan daei efek demokrasi melebihi itu. Banyak orang bawa proposal, minta sumbangan misalnya, ini jadi tidak imbang, makanya itu harus ada solusi dari republik ini," ujar Nazar.

Masalah lain, kata dia, minim penghargaan terhadap orang yang pernah jadi pemimpin daerah seperti uang pensiun yang minim, serta tak ada fasilitas lain diberikan negara seperti rumah maupun kendaraan. Hal itu menjadi salah satu pemicu pejabat mencari pendapatan lebih, sehingga ada di antaranya yang korupsi.

Nazar menceritakan pengalamannya memimpin Aceh bersama Irwandi pada 2007-2012. Saat itu, Aceh baru saja lepas dari belenggung konflik bersenjata selama 30 tahun dan masih dalam tahap pemulihan akibat bencana tsunami yang menerjang 26 Desember 2004.

Namun, duet kepemimpinan Irwandi-Nazar dinilai berhasil karena ada banyak program inovatifi dijalankan seperti pemberian beasiswa besar-besaran untuk anak yatim, santri dayat (pesantren) hingga mahasiswa S3, pembangunan rumah duafa, program jaminan kesehatan gratis untuk semua masyarakat, pembangunan infrastruktur dasar sperti jalan-jalan sampai ke desa-desa.

"Saat itu dana otonomi khusus tak banyak, tapi pembangunan banyak yang berhasil kita lakukan. Pembangunan masa kami melebihi ekspektasi yang diharapkan pemerintah pusat. Pusat hanya meminta menjaga perdamaian dan membangun hubungan dengan semua pihak, tapi kami berhasil menjalankan program pembangunan yang inovatif," ujar Nazar.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini