Share

Efek Isolasi Diri bagi Kesehatan Mental, Depresi hingga Dilanda Kecemasan

Jum'at 03 April 2020 15:04 WIB
$detail['images_title']
ilustrasi: shutterstock

PEMERINTAH terus meminta kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, untuk berupaya memutus mata rantai penyebaran virus corona (COVID-19) dengan melakukan physical distancing atau menjaga jarak fisik setidaknya 1,5 meter dari orang lain dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan penyakit COVID-19.

Namun tahukah Anda, menjaga jarak secara sosial dan isolasi diri bisa terasa sulit. Seperti yang diutarakan Gubernur New York, Andrew Cuomo dalam keterangan harian status COVID-19 di wilayahnya.

“Jangan anggap remeh trauma pribadi, dan sulitnya menjalankan isolasi diri. Ini kenyataan, ”kata Cuomo seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (3/4/2020).

"Ini bukan kondisi alami manusia untuk tidak terhibur, punya kedekatan, merasa takut dan tidak bisa merangkul seseorang. Ini semua hal yang tidak wajar dan membingungkan,” sambungnya.

Sejumlah ahli sudah lama mengetahui kesepian atau perasaan terisolasi dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan demensia pada orang dewasa. Respons sistem kekebalan tubuh yang melemah, tingginya tingkat obesitas, tekanan darah, penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek juga dapat menjadi faktor berpengaruh.

Sedangkan pada anak-anak yang punya sedikit teman, terintimidasi atau terisolasi di sekolah cenderung mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan beberapa kelambanan dalam perkembangan.

Menanggapi hal ini, Kepala Bagian Psikologi di Rumah Sakit Anak San Antonio, Elena Mikalsen, mengatakan jika dikaitkan dengan pandemi global seperti COVID-19, tidak ada catatan yang dapat menjadi rujukan bagi para ahli medis .

"Studi yang dilakukan lebih mengarah pada isolasi secara paksa tanpa adanya dukungan," papar Elena Mikalsen.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Elena menambahkan, suatu hal yang sangat membantu ketika seluruh dunia berada dalam situasi yang sama, yang mengarah pada perkembangan strategi penanganan yang cepat dari berbagai sumber, termasuk teman, sekolah, dan bisnis.

"Situasi yang kita hadapi sekarang, begitu banyak dukungan sosial yang merupakan salah satu indikator besar tentang baiknya kesehatan seseorang termasuk kesehatan mental,"pungkasnya.

1
2