Share

Pandemi Corona, Yuk Berbagi Sembako dengan Gerakan Bantu 1 Ajak 2

Muhammad Sukardi, Okezone · Jum'at 03 April 2020 18:06 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 03 612 2193744 pandemi-corona-yuk-berbagi-sembako-dengan-gerakan-bantu-1-ajak-2-Dgj988pMkf.jpg Gerakan Bantu 1 Ajak 2. (YouTube)
A A A

BELUM lama ini, media sosial dikejutkan dengan beredarnya video gerakan Bantu 1 Ajak 2 di YouTube. Video tersebut menjelaskan bagaimana masyarakat bisa bersama-sama membantu orang lain yang terdampak COVID-19.

Tujuan adanya gerakan ini adalah menjamin mereka yang tetap bekerja di luar rumah, bisa tetap di rumah, namun dengan dicukupi kebutuhan dasarnya selama 14 hari. Bantuan yang diberikan berupa sembako atau kebutuhan lainnya yang dapat mencukupi masyarakat prasejahtera atau pekerja tak terikat, seperti pengemudi ojek online, buruh pabrik, hingga pedagang kaki lima yang harus berhenti beraktivitas di tengah pandemi corona COVID-19.

Gerakan ini pun viral, karena sampai berita ini dimuat di Okezone, sudah ada 165 ribu netizen yang melihat video dengan judul 'Gerakan Bantu Satu Ajak Dua' tersebut. Respons masyarakat pun sangat luar biasa.

donasi corona

"Masyaallah keren idenya, kak," kata Rahma R.

Begitu juga yang dikatakan Hani Nur, "Subhanallah, ayo bergerak semua," tulisnya.

Ada juga yang bangga dengan adanya gerakan ini.

"Betul-betul anak bangsa harapan bangsa. Sangat kreatif, imaginatif, smart. Semoga banyak anak-anak bangsa yang mengikuti kreativitasnya," ungkap Jusuf Wiri**jaja.

Terlepas dari itu, Okezone coba mewawancarai Rakean Radya Al Bara, inisiator dari gerakan Bantu 1 Ajak 2. Pada kami, Raka, sapaan akrabnya, menjelaskan bagaimana gerakan kemanusiaan ini bisa tercipta.

"Inspirasi sih dateng dari sifat virus corona COVID-19 yang menyebar secara eksponensial seolah-olah menantang untuk mencari solusi yang pertumbuhannya eksponensial juga. Gerakan ini pertama kali disebarkan di YouTube pada Jumat malam, 27 Maret 2020," katanya pada Okezone, Jumat (3/4/2020).

Selain itu, sambung Raka, ada juga rasa prihatin terhadap orang-orang daily workers, yang kehidupannya bisa sangat terpengaruh, kalau hanya beberapa hari mereka tidak kerja. Sekarang ini keadaannya tidak pasti dan entah sampai kapan berakhir.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Merujuk pada hasil observasi internal Muda Community yang dilakukan Ustadz Muhammad Elvandi, ternyata ada golongan orang dalam kondisi krisis. Yaitu orang oportunis, orang apatis dan orang patriotis, yang kemudian menginspirasi Raka dan ayahnya, Aleams Barra, untuk menciptakan gerakan Bantu 1 Ajak 2.

"Setiap orang bisa fokus membantu satu orang dan mengajak dua orang lainnya. Sehingga orang yang terbantu bisa menambah dengan cepat seperti skema piramida," tambah Raka yang ternyata masih berusia 17 tahun.

Kemudian, dia juga melihat bahwa sebenarnya banyak sekali orang yang peduli dan concerned dengan orang-orang yang terdampak secara ekonomi saat pandemi COVID-19 ini. Namun, belum ada gerakan yang secara eksplisit mengajak semuanya untuk beraksi.

"Harus ada effort terkonsentrasi supaya masyarakat bisa membantu sesama sehingga benar-benar bersama kita bisa melawan COVID-19," sambung Raka.

Saat ditanya siapa saja pihak yang sudah membantu gerakan ini, Raka menjelaskan, semakin berjalannya waktu, tim inti terus bertambah. Kerja sama mulai dilakukan dengan sarasa.bdg dan Kang Andi Abdulqodir, yang membantu membuat desain dan overall look visual dari gerakan ini.

Kemudian, dukungan juga diberikan Kang Gana Subchan dari Karang Taruna Jawa Barat, yang semangat untuk menggerakkan pemudanya, menjadi barisan eksekutor gerakan ini. Tidak berhenti di situ, karena ternyata tugasnya bertambah dan butuh lebih banyak kapasitas intelektual, juga bantuan untuk mengelola media, Raka mengajak dua orang teman sekelasnya, yakni Arsyad Ibadurrahman Kamili dan Muhammad Rajji Rachmanulhakim di SMAN 5 Bandung.

Terlepas dari itu, sudah berapa banyak orang yang terlibat dalam aksi ini? Raka menjawab, karena baru mulai, belum ada data pasti yang terlacak.

"Kami baru meluncurkan sistem twibbon untuk mereka yang ingin mendukung," paparnya.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini