Pandemi virus corona (COVID-19) berimbas kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah. Meski pemerintah Indonesia menginstruksikan agar menerapkan social distancing, physical distancing hingga work from home atau bekerja dari rumah untuk sementara waktu namun warga kalangan ke bawah tak bisa melakukan hal itu. Mereka harus tetap mencari nafkah agar bisa makan.
Salah satu yang merasakan dampak wabah corona adalah Karsidi. Ia merupakan penjual koran dan pengumpul barang bekas. Semua kebutuhan sehari-harinya tergantung pada hasil jualannya itu.
Usai Sholat Subuh Karsidi bergegas mengayuh sepeda tuanya, ia harus menempuh jarak sekitar 17 km untuk bisa tiba di Simpang traffic light Kaligarang, Semarang.
Selama ini, bersama istrinya ia menempati rumah sederhana di Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
Karsidi harus berjuang mengais rezeki di tengah-tengah pandemi corona yang mewabah. Hal lain yang membuat pilu, ia adalah penyandang disabilitas.
Karsidi hanya memiliki satu kaki akibat kecelakaan kerja pada 1985 dan harus kehilangan kaki kanannya, kini dirinya memakai kaki palsu.
Meski memiliki keterbatasan secara fisik, namun Karsidi tidak mengeluh. Ia mencoba bangkit dan membuat kekurangannyan itu menjadi kelebihan. Meski penghasilannya hanya Rp 30 ribu per harinya, namun ia tetap bersyukur atas rezekinya itu.
Namun wabah corona membuat penghasilan Karsidi berkurang. Koran yang biasa dijajakannya tidak pernah habis terjual seperti biasanya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya