Share

Pesantren Ini Berdayakan Santri dengan Memproduksi Lampu LED

Jum'at 01 Mei 2020 16:34 WIB
https: img.okezone.com content 2020 05 01 614 2207839 pesantren-ini-berdayakan-santri-dengan-memproduksi-lampu-led-GiH4oRu49C.jpg Santri belajar ngaji (Foto: Breitbrat)
A A A

Pesantren Darul Hidayah di Kota Bandung tampak seperti pesantren lain pada umumnya. Namun jika masuk ke dalam, maka akan ditemukan workshop yang memproduksi lampu LED.

Dalam ruang berukuran sekitar 4 x 4 meter itu, para santri di Pesantren Darul Hidayah memproduksi lampu limar (listrik mandiri rakyat).

Ketua Yayasan Darul Hidayah, Asep Hermawan mengatakan, keunggulan lampu limar yakni lampu LED dengan watt sebesar 1 watt tapi terangnya sama dengan 10 watt. "Kemudian power-nya itu pakai accu mobil yang 30 ampere,” katanya.

Menurut Asep, produksi lampu limar membuat santri lebih produktif. “Setelah Sholat Dhuha dulu mereka tidur lagi. Lalu dari pada kondisinya seperti itu, kami berdayakan santri-santri ini untuk membuat lampu-lampu ini.”

lampu

Pesantren memang tidak mengajarkan teknik elektro. Oleh karena itu pesantren mendatangkan pelatih untuk membekali keterampilan para santri.

Salah seorang santri yang pertama yang ikut memproduksi lampu limar adalah Ridwan Hidayat. Dia mengatakan, pembuatan lampu limar mudah dipelajari.

Selain itu, dia tertarik memproduksi lampu karena misi sosial yang diembannya. “Tujuannya untuk menerangi daerah-daerah yang belum teraliri listrik. Dari sini saya tertarik karena salah satu hadist Nabi menyebutkan orang terbaik itu orang yang bermanfaat bagi sesamanya.”

Ridwan telah lulus dari pesantren pada 2010. Setelah menamatkan studi sarjana ekonomi, ia kembali ke pesantren. Kini ia memimpin produksi lampu limar. Workshop lampu limar telah membekalinya dengan keterampilan. “Dari yang awalnya kita cuma bisa ngaji aja, sekarang nambah bisa solder-solder sedikit. Juga memberikan tambahan penghasilan buat kami,” terang Ridwan di pesantren.

Hal senada diungkapkan santri lainnya, Asep Saepul. “Manfaatnya, Alhamdulillah saya bisa tahu elektronik. Sampai-sampai saya belajar dari limar menyolder atau apapun. Jadi kalau ada kerusakan barang elektronik saya bisa memperbaiki."

Usai lulus dari pesantren dan berkuliah, Asep masih ikut memproduksi lampu limar di Pesantren Darul Hidayah. Dia berharap produksi lampu limar bisa memberikan nilai tambah bagi para santri.

“Bisa meninggikan Ponpes Darul Hidayah ini, biar merasakan senangnya waktu kita memberi pada orang yang belum merasakan cahaya,” ujar Asep.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Saat ini, ada 50 santri dari total 300 santri di pesantren, yang ikut memproduksi lampu limar. Tidak ada target produksi yang dibebankan kepada santri. Namun rata-rata santri memproduksi satu boks, terdiri atas lima lampu dan satu switch box setiap harinya.

Satu boks lampu limar dijual Rp1,2 juta. Jika dengan accumulator, harganya jadi Rp1,8 juta. Para santri diberi upah Rp70 ribu per boks.

Sejatinya produksi lampu limar Pesantren Darul Hidayah menjadi 1 dari 10 pesantren dalam One Pesantren One Product (OPOP) angkatan pertama. Program ini diluncurkan Pemprov Jawa Barat sejak 2018 untuk mendorong perekonomian santri.

Seperti dilansir dari VOA Indonesia, dalam program OPOP angkatan pertama, Darul Hidayah berhasil menjadi juara ketiga.

Hadiah uang yang diterima langsung dibelikan peralatan produksi yang lebih mutakhir. “Yang tadinya peralatannya agak konvensional, agak jadul, kita bisa beli peralatan yang agak bagus. Kami juga bisa membenahi workshop,” terang Asep.

Namun, kata Asep, pihaknya masih butuh dukungan pemerintah, terutama terkait modal. Dia mengatakan, untuk membuat lampu limar untuk 200 rumah, perlu modal Rp60 juta untuk komponen dan upah santri. “Yayasan duitnya sangat terbatas, nah kami harapkan modal untuk pembelian komponen bahan baku,” pungkasnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini