SEJARAH munculnya adzan sebagai panggilan untuk menunaikan sholat tak lepas dari Bilal bin Rabah, sahabat yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Bilal, sang muadzin pertama dalam Islam yang ditunjuk langsung Rasulullah mengumandangkan kalimat suci.
Adzan pertama muncul pada awal-awal Nabi Muhammad dan para sahabatnya hijrah ke Madinah yang dulu bernama Yastrib. Saat di Makkah, kaum Muslimin beribadah secara sendiri-sendiri tanpa ada seruan adzan.
Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah, Disiksa Bertubi-tubi tapi Kokoh pada Kalimat Ini
Pendakwah kondang Ustadz Khalid Basalamah mengutip riwayat dari Ibnu Umar menuturkan, para Muhajirin dari Makkah yang baru tiba di Madinah berkumpul dengan masyarakat Ansar, penduduk asli Madinah, yang sudah memeluk Islam.
Ansar terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Kedua suku berasal dari Yaman itu tinggal di gurun Yastrib dan sering berperang sebelum datangnya Islam. Aus dan Khazraj tak pernah akur karena kerap diadu adu domba oleh Yahudi dari Bani Quraizah, Qainuq dan Nazir yang tinggal di Yastrib saat itu.
Masjid Nabawi, pusat penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW (Okezone)
Nabi Muhammad menyatukan Aus-Kazraj dan memberi gelar kepada mereka sebagai Ansarullah atau penolong agama Allah. Kaum Ansar terkenal kuat sekaligus pemberani, sehingga Nabi dan para sahabatnya yang sebelumnya kerap disakiti kafir Quraisy di Makkah kini bisa hidup tenang dalam perlindungan mereka.
"Ketika kaum Muslimin tiba di Madinah, mereka (Muhajirin dan Ansar) berkumpul, mereka menunggu sholat tanpa ada panggilan khusus untuk itu," kata Ustadz Khalid dalam kajian serial kisah sahabat Nabi dengan judul ‘Bilal bin Rabah sang Muadzin Nabi’ yang dikutip Okezone dari akun Youtube Khalid Basalamah Official, Sabtu (13/6/2020).
Suatu hari mereka berbincang soal bagaimana agar ada panggilan khusus untuk sholat. Bangsa Romawi yang beragama Nasrani menggunakan lonceng sebagai tanda panggilan ibadah, sedang Yahudi memakai terompet. Bagaimana dengan Islam?
“Sebagian mereka berkata gunakan saja lonceng seperti lonceng orang-orang Nasrani, sebagian yang lain berkata gunakan saja terompet seperti yang digunakan orang-orang Yahudi,” ujar Khalid Basalamah.
Umar bin Khatab lalu menimpali “kenapa kalian tidak memilih seseorang untuk menyerukan sholat.”
Baca juga: Kisah Umar bin Khattab
Mendengar itu, Rasulullah menatap ke arah Bilal bin Rabah sambil berkata "wahai Bilal, berdirilah dan serukan panggilan salat."
Riwayat lain menyebutkan, Nabi Muhammad sempat mau menggunakan terompet untuk panggilan sholat, tapi beliau tidak suka. Kemudian Nabi menyuruh membuat lonceng seperti Nasrani dengan cara dipahat agar bisa dipukul sebagai tanda tibanya waktu sholat.
Namun, belum sempat digunakan lonceng itu, ada seorang bernama Abdullah bin Zaid bin Salabah dari Bani Al Harits suku Khazraj bermimpi. Setelah bangun, lelaki Ansar itu bergegas menemui Nabi Muhammad menceritakan yang dialaminya.
Baca juga: Siapa Saja Muadzin di Zaman Rasulullah Selain Bilal bin Rabah?
"Wahai Rasulullah, tadi malam dalam mimpi seseorang mengelilingiku, seorang laki-laki melewatiku, dia memakai dua kain hijau dan membawa lonceng di tangannya. Aku berkata kepadanya ‘wahai hamba Allah, apakah engkau akan menjual lonceng ini untukku?”
Lalu orang itu bertanya kepada Abdullah “apa yang akan engkau lakukan dengannya?”
“Kami menggunakannya untuk memanggil sholat,” jawab Abdullah dalam mimpinya.
Maka orang itu berkata, “maukah kau kutunjukkan yang lebih baik dari lonceng ini?”
“Apa itu?” tanya Abdullah lagi.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya