Share

Kisah Abu Jahal Menentang Islam Meski Percaya Muhammad Rasulullah

Salman Mardira, Jurnalis · Kamis 18 Juni 2020 17:41 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 18 614 2232409 kisah-abu-jahal-menentang-islam-meski-percaya-muhammad-rasulullah-YIW32Hpt12.jpg Pemeran Abu Jahal bin Hisyam dalam film serial Omar bin Khattab (Istimewa)
A A A

ABU JAHAL tokoh utama yang menentang dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah pada awal-awal kemunculan Islam. Ia sebenarnya mengakui adanya Allah SWT dan Muhammad sebagai nabi, tapi kenapa enggan beriman?

Nama aslinya adalah Amr bin Hisyam, pemimpin Bani Makhzum. Penduduk Quraisy menjulukinya sebagai Abu Hakam atau orang bijaksana, karena ia terkenal dengan ketokohan dan kebijaksaannya. Dia termasuk pimpinan Makkah saat itu.

Baca juga: Kisah Menarik di Balik Munculnya Adzan sebagai Panggilan Sholat

Ketika Nabi Muhammad mulai mendakwahkan Islam, mengajak orang-orang menyembah Allah dan meninggalkan berhala-hala, Abu Jahal murka. Dia tak terima agama moyangnya dikhianati.

Abu Hakam memainkan pengaruhnya. Dia mengajak pembesar Quraisy lain untuk menentang Muhammad. Perannya dalam memusuhi Islam sangat besar, bahkan oleh Rasulullah dijuluki sebagai ‘Firaunnya umat Islam’.

Sekali waktu, saat Nabi Muhammad berada di depan Kakbah Masjidil Haram, Abu Jahal datang memarahinya. Kejadian itu kemudian sampai ke telinga Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi yang sangat ditakuti oleh Quraisy karena kekuatan dan keberaniannya.

Hamzah yang baru pulang dari berburu langsung menuju Darul Arkam --tempat berkumpul pemuka-pemuka Quraisy—mencari Abu Jahal. Hamzah pun menghajar Abu Jahal bertubi-tubi hingga terjatuh dan kepalanya berdarah.

Tak ada yang berani menentang amarah Hamzah saat itu, sekalipun Umar bin Khattab yang menurut riwayat saat itu ada di Darul Arkam dan belum masuk Islam.

Tapi, Abu Jahal tak menyerah. Dia masih terus menyerukan permusuhan kepada Muhammad, meski tak berani menyentuhnya karena Rasulullah saat itu dijaga oleh Hamzah dan kaum Bani Hasyim, sukunya Nabi Muhammad.

Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah, Disiksa Bertubi-tubi tapi Kokoh pada Kalimat Ini

Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, Abu Jahal sebenarnya mengakui bahwa Muhammad adalah Nabi, tapi dia tak mau beriman karena gengsi.

Dikutip dari kajian serial Sahabat Nabi disiarkan chanel Youtube Khalid Basalamah Official, suatu ketika Abu Sufyan seorang tokoh Quraisy pernah bertanya kepada Abu Jahal, kenapa tidak beriman kepada Muhammad.

Abu Jahal menjawab bahwa sukunya Bani Makhzum dengan Bani Hasyim selalu bersaing, dan ia tak mau terlihat kalah.

“Dari dulu sukuku dengan suku Muhammad bersaing. Mereka siapkan makanan minuman untuk jamaah haji, kami juga lakukan, mereka siapkan pasukan bela Makkah, kami juga siapkan. Sehari suku Muhammad, sehari sukuku,” kata Abu Jahal.

“Sekarang di suku Muhammad ada Nabi, sukuku tidak ada nabinya. Kalau aku beriman berarti aku kalah. Saya tidak mau beriman sama muhammad,” ujar Abu Jahal.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pernyataan Abu Jahal itu sampai ke telinga Nabi Muhammad. Waktu Rasulullah mendengar itu, maka Nabi bilang bahwa dia ‘Abu Jahal’ atau bapak kebodohan. Setelah itu, kaum Muslimin memanggil Abu Hakam dengan Abu Jahal.

Menurut Ustadz Khalid, seandainya Abu Jahal saat itu beriman, semua penduduk Makkah bisa beriman kepada Allah dan Muhammad, karena pengaruh dia luar biasa di kalangan Quraisy kala itu.

“Kalau dia beriman, satu Makkah beriman. Abu Sufyan bilang kau pemimpin kami, kalau kami beriman kami ikut,” tutur Ustadz Khalid.

Perjalanan Abu Jahal menentang risalah Rasulullah berakhir di kancah Perang Badar. Dia tewas di tengah pasukan Muslimin. Kepalanya dipenggal oleh sahabat dari kaum Ansar, Abdullah bin Mas’ud.

Matinya Abu Jahal sesuai dengan doa Nabi Muhammad saat beliau disakiti di Makkah pada awal-awal Islam, “Ya Allah, kepada Engkaulah aku menyerahkan Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Walid bin Utbah, Uqbah bin Abi Mua’ith, Umayyah bin Khalaf, dan Amarah bin Walid.”

Nama-nama yang disebutkan itu semuanya mati dalam Perang Badar, perang pertama kaum Muslimin melawan kafir. Perang Badar telah mengangkat derajat Islam. Sejak itulah, Islam terus berkembang dan tak terkalahkan.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini