Share

Nabi Muhammad Mendamaikan Suku yang Berebut Meletakkan Hajar Aswad

Minggu 28 Juni 2020 18:39 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 28 614 2237794 nabi-muhammad-mendamaikan-suku-yang-berebut-meletakkan-hajar-aswad-XJFeBiXN3R.jpg Hajar Aswad. (Foto: Okezone)
A A A

NABI Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mendapat pujian agung dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Beliau dipuji Allah dengan kalimat yang diabadikan dalam Surah Al Qalam Ayat 4: "Wa innaka la'alaa khuluqin 'azhiim" yang artinya "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung".

Sempurnanya akhlak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam banyak diceritakan dalam Sirah Nabawiyah. Salah satunya mendamaikan suku-suku di jazirah Arab yang berselisih.

Baca juga: Kekhususan Nabi Muhammad: Tidak Menguap hingga Tahu Ringkihan Langit 

Mengutip dari Sindonews, Minggu (28/6/2020), Ustadz Ahmad Zarkasih, pengajar Rumah Fiqih Indonesia, menceritakan kisah tersebut dalam bukunya berjudul 'Manusia yang Tidak seperti Manusia'.

Ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berusia sekira 35 tahun, terjadi rekonstruksi Kakbah oleh para pemuka suku di Kota Makkah. Dikarenakan Kakbah adalah bangunan terhormat yang memilki keagungan bagi setiap suku di Hijaz. Mereka memutuskan untuk membagi peran dalam pembangunan Kakbah agar semua mendapat kehormatan itu.

Kaligrafi tulisan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. (Foto: Istimewa)

Akhirnya setiap suku mendapat jatah masing-masing batu untuk dibangun menjadi Kakbah, namun tetap memakai arsitek sebagai komandan pembangunan, yakni arsitek dari Romawi bernama Yaquum. Ketika pembangunan mengarah kepada posisi Hajar Aswad, mereka semua berselisih. Siapa yang berhak dan dari suku mana yang pantas dan layak mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad di tempatnya.

Peselisihan itu terjadi 4 sampai 5 malam. Bahkan sampai-sampai membuat mereka berperang di Tanah Haram. Sampai akhirnya Abu Umayyah bin Al Mughirah al Makhzumi memberi tawaran solusi, yakni diberikan kepada orang yang pertama kali masuk Masjid Al Haram esok harinya. Mereka semua setuju.

Baca juga: 4 Keistimewaan Rasulullah yang Tidak Dimiliki Manusia Lain 

Allah Subhanahu wa ta'ala memperlihatkan kuasa-Nya. Allah menghendaki Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam masuk pertama kali ke Masjidil Haram keesokan harinya. Para pemimpin suku-suku sebelumnya sudah bersepakat bahwa yang akan mengatur peletakan Hajar Aswad adalah orang yang pertama kali masuk Masjid Al Haram.

Tidak ada yang mengira kalau Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang pertama kali masuk. Melihat itu, mereka semua sepakat untuk diatur oleh Nabi Muhammad. Mereka pun tahu bahwa Rasulullah adalah orang jujur yang tidak pernah menipu. Lalu diberitahukanlah kepada beliau tentang apa yang diperselisihkan oleh para suku-suku jazirah Arab.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Setelah paham, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mulai mendamaikan para suku-suku yang ada. Beliau memulai jalan damainya dengan menggelar sorban dan meletakkan batu Hajar Aswad di atasnya. Kemudian Rasulullah meminta masing-masing pimpinan suku memegang setiap ujung sorban dan mengangkatnya bersamaan sampai ke tempat Hajar Aswad.

Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menurunkan batu itu dari sorban ke tempat semestinya. Semua kepala suku itu pun senang, sebab mereka semua mendapat kehormatan yang sama dan adil dalam memindahkan Hajar Aswad yang sejak beberapa hari mereka perdebatkan.

Baca juga: Ditemukan Manuskrip Lampung yang Mengungkap Sejarah Dakwah Islam 

Inilah yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebelum diangkat menjadi Rasul. Beliau mendamaikan orang yang berselisih. Pintar menenangkan keadaan dan tidak membuat masalah jauh lebih rumit, tapi membuatnya sederhana serta mengakomodasi keinginan semua.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memiliki kepribadian indah yang selalu mengayomi dan tidak mau menang sendiri. Beliau peduli kemaslahatan orang banyak, bukan mementingkan golongan sendiri.

Baca juga: Mengetahui Kelembutan yang Diajarkan Rasulullah 

Sikap itu diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai persiapan datangnya masa kenabian yang diemban beliau.

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.

Wallahu A'lam.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini