Share

Cara Menjadikan Kerja Bernilai Ibadah Setara Jihad di Jalan Allah Ta'ala

Hantoro, Jurnalis · Selasa 30 Juni 2020 21:30 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 30 616 2239133 cara-menjadikan-kerja-bernilai-ibadah-setara-jihad-di-jalan-allah-ta-ala-oiQRDDdsBX.jpg Ilustrasi. (Foto: Freepik)
A A A

SETIAP Muslim laki-laki diwajibkan bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarga. Hal ini dimaksudkan agar tidak berujung pada tindakan meminta-minta kepada orang lain.

Menurut syariat Islam, bekerja mencari nafkah merupakan amal salih yang pahalanya sangat besar dan dinilai sebagai sedekah. Nafkah yang diberikan si pekerja akan dibalas oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dengan rezeki yang lebih baik.

Baca juga: Sejarah Perjalanan Haji Indonesia dari Masa ke Masa 

Kemudian yang lebih hebat lagi, Allah Subhanahu wa ta'ala menyamakan bekerja mencari nafkah dengan berjihad di medan perang. Jadi apabila seseorang yang sedang bekerja mencari nafkah wafat maka terhitung syahid.

Mengutip dari laman resmi MUI, Selasa (30/6/2020), dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

Artinya: "Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, red)." (HR Muslim Nomor 995)

Baca juga: Mampu Berkurban Malah Beli Sepeda Mahal, Bagaimana Hukumnya? 

Apabila bekerja mencari nafkah dengan ikhlas maka akan meraih pahala besar. Hal ini berdasarkan riwayat Sa'ad bin Abi Waqqosh, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فِى امْرَأَتِكَ

Artinya: "Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR Bukhari Nomor 56)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Hadis tersebut menunjukkan bahwa bekerja mencari nafkah bisa mendapat pahala jika diniatkan dengan ikhlas untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Tapi jika itu hanya dilakukan karena aktivitas harian, atau yakin sekadar kewajiban suami, belum tentu berbuah pahala.

Dijelaskan pula bahwa memberi nafkah termasuk sedekah. Berdasarkan riwayat dari Al Miqdam bin Ma'dikarib, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: "Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri kepada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri kepada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri kepada pembantumu, itu juga termasuk sedekah." (HR Ahmad 4: 131. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Baca juga: Viral Risma Sujud: Tak Boleh Sujud kepada Siapapun Selain kepada Allah 

Kemudian harta yang dinafkahkan semakin barokah dan akan diberi ganti. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya: "Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, 'Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfak.' Yang lain mengatakan, 'Ya Allah, berilah kebangkrutan kepada orang yang pelit'." (HR Bukhari Nomor 1442 dan Muslim Nomor 1010)

Baca juga: Pasca-Lockdown, Objek Wisata Al Bahah Didatangi 120 Ribu Orang 

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini