Share

Ngaku Penggemar Tapi Malah Sakiti Idolanya, Kok bisa Sih?

INews.id, Jurnalis · Jum'at 03 Juli 2020 16:04 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 03 612 2240707 ngaku-penggemar-tapi-malah-sakiti-idolanya-kok-bisa-sih-X8lWtDV5Vp.jpg Via Vallen. (Foto: Instagram)
A A A

PEDANGDUT cantik Via Vallen baru saja mengalami musibah, lantaran mobilnya dibakar orang. Padahal, orang yang melakukan pembakaran tersebut mengaku penggemar setia Via Vallen.

Memang kasus penggemar yang menyakiti idolanya bukan kali ini saja terjadi. Sudah banyak kasus lainnya, dan yang paling terkenal adalah kasus penembakan John Lennon oleh penggemar fanatiknya Mark David Chapman. Lantas, kenapa seorang yang menyatakan diri sebagai pengagum malah menyakiti idolanya?

Psikolog Intan Erlita mengatakan, sikap fanatisme berlebihan yang ditunjukkan oleh para penggemar atau fans terhadap idolanya, ternyata bisa dikategorikan sebagai gangguan psikologis.

Apalagi menurut dia, jika sikap berlebihan dari para fans itu sampai menyebabkan celaka atau hal buruk bagi sang idola.

"Ya kalau sudah mengganggu atau bahkan sudah menimbulkan kecelakaan itu sudah ada yang namanya gangguan. Tapi gangguannya apa perlu ada pemeriksaan lebih lanjut," kata Intan seperti dilansir dari iNews.

Baca Juga: Mengapa Fans Bisa Bersikap Berlebihan ke Idolanya? Ini Penjelasan Psikolog

Pendiri firma pelatihan profesional Hijrah Coach itu menjelaskan, sikap fanatisme berlebihan fans bisa terjadi karena rasa memiliki yang terlampau besar, sehingga apabila sang idola tidak memberikan respons sesuai yang diharapkan dapat menimbulkan rasa marah, cemburu, hingga dendam.

Lebih lanjut, menurut Intan, biasanya sikap fanatisme berlebihan seorang fans kepada idolanya dapat timbul dari hal-hal yang kecil hingga dapat berkembang menjadi hal yang besar.

"Pasti gangguannya enggak langsung besar, tapi dari kecil dulu kayak DM setiap hari itu kan udah mengganggu. Terus enggak dihiraukan jadi nambah sampai mengintai. Nah, itu kan makin lama makin naik perilakunya yang akhirnya mengganggu si artis atau idolanya," ujar dia.

Jika sudah seperti itu, menurut Intan, seseorang bisa bertindak jauh lebih nekat. Dia mencontohkan dalam beberapa kasus antara fans dan idola bisa sampai berujung kematian.

"Jadi yang terjadi seperti itu ketika seseorang berlebihan untuk menyukai seseorang. Beberapa kasus bahkan sampai ada yang ditembak gitu kan. Memang karena rasa memilikinya besar, tapi dia tidak bisa memiliki, ya mending dia mati aja biar enggak ada siapapun yang memiliki dia. Jadi udah enggak rasional pemikirannya," kata intan yang pernah populer sebagai presenter acara olahraga itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Intan mengatakan, menggemari sosok atau artis bukan tindakan yang salah. Namun, hal itu menjadi masalah jika sudah terlampau berlebihan dan tidak rasional dalam memperlakukan sang idola.

"Kalau hanya sekadar suka atau mengagumi boleh. Bahkan, ada beberapa fans yang punya komunitas untuk support si artisnya dan ikuti yang positif dari artisnya. Itu enggak apa-apa," kata Intan Erlita.

"Tapi yang jadi masalah ketika itu menjadi sesuatu yang berlebihan. Artis itu kan juga manusia ya, dia juga ingin punya rasa aman, nyaman, dan tenang dalam hidupnya," kata dia.

Jika tindakan fans sudah terlampau berlebihan, Intan mengatakan bahwa tindakan tegas perlu diambil oleh sang artis untuk mengatasi hal tersebut.

"Mungkin sudah mulai bisa menghubungi pihak kepolisian karena sudah ada rasa ketidaknyamanan. Kan itu boleh untuk melaporkan walaupun tidak langsung dibawa ke ranah hukum," kata Intan.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini