MENURUT hukum Islam, seorang muslim diwajibkan mengonsumsi makanan dan minuman halal, baik dari bahan dasarnya, cara mengolahnya hingga cara memerolehnya. Lalu bagaimana jika tidak sengaja menyantap hidangan haram?
Menurut Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, mengutip doa Syaikh Sya‘rani ketika ia tidak sengaja, terlanjur atau meragukan sumber kehalalan makanan yang diperolehnya, maka yang harus dilakukannya yaitu membaca doa:
اللَّهُمَّ احْمِنِي مِنَ الأَكْلِ مِنْ هَذَا الطَعَامِ الَّذِي دُعِيْتُ إِلَيْهِ فَإِنْ لَمْ تَحْمِنِي مِنْهُ فَلَا تَدَعْهُ يُقِيْمُ فِي بَطْنِي فَاحْمِنِي مِنْ الوُقُوْعِ فِي المَعَاصِي الَّتِي تَنْشَأُ مِنْهُ عَادَةً فَإِنْ لَمْ تَحْمِنِي مِنَ الوُقُوعِ فِي المَعَاصِي فَاقْبَلْ اسْتِغْفَارِي وَأَرْضِ عَنِّي أَصْحَابَ التَّبَعَاتِ فَإِنْ لَمْ تَقْبَلْ اسْتِغْفَارِي وَلَمْ تُرْضِهِمْ عَنِّي فَصَبِّرْنِي عَلَى العَذَابِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
(Allāhummahminī minal akli min hādzat tha‘āmil ladzī du‘ītu ilahi. Fa in lam tahminī minhu, fa lā tada‘hu yuqīmu fī bathnī. Fahminī minal wuqū ‘I fil ma‘āshīl latī tansya’u minhu ‘ādatan. Fa in lam tahminī minal wuqū‘I fil ma‘āshī, faqbal istighfārī wa ardhi ‘annī ashhābat taba‘āti. Fa in lam taqbal istighfārī wa lam turdhihim ‘annī, fa shabbirnī ‘alal ‘adzābi, yā arhamar rāhimīn).
Baca juga: 3 Amalan yang Membuat Muslimin Bebas Memilih Pintu Surga
Artinya: "Ya Allah, lindungi aku dari mengonsumsi makanan ini yang mengundangku untuk itu. Jika Kau tidak melindungiku darinya, jangan biarkan dia bermukim di perutku. Lindungilah aku dari maksiat yang biasanya muncul karena makanan seperti ini. Kalau Kau tidak melindungiku dari maksiat, terimalah istighfarku. Buatlah mereka yang memiliki hak atasku ridha. Jika Kau tidak menerima istighfarku dan tidak membuat mereka yang memiliki hak atasku ridha, berikanlah kekuatan bagiku dalam menanggung azab-Mu, wahai Tuhan yang maha pengasih,"
Dalam riwayat tersebut dijelaskan, jika seorang muslim tidak mengetahui kehalalan makanan atau minuman yang dikonsumsi maka baiknya segera berdoa. Meminta perlindungan dan ampunan, supaya sesuatu yang telah masuk ke dalam tubuh tetap mendapatkan ridha dari Allah.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin mengatakan, makanan dan minuman halal adalah asupan jasmaniah manusia.
"Di mana nantinya akan terhubung dan berpengaruh terhadap kekuatan spiritual dan ruhaniah ketika beribadah kepada Allah Ta'ala," katanya saat dihubungi Okezone.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًـا ۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ
(Yaa ayyuhar-rusulu kuluu minath-thoyyibaati wa'maluu shoolihaa, innii bimaa ta'maluuna 'aliim).
Artinya: "Wahai para Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Mu'minun: 51).
Ia menambahkan, dari sesuatu yang baik dan halal ketika masuk melalui mulut dan menjadi asupan energi bahkan darah, semuanya akan memompa sel- sel alam bawah sadar pada nilai-nilai kebaikan dan positif.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya