Share

Adab dan Sikap Muslimin Terhadap Kerabat yang Terpapar Covid-19

Sarah Nurjannah, Jurnalis · Kamis 09 Juli 2020 10:05 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 09 616 2243513 adab-dan-sikap-muslimin-terhadap-kerabat-yang-terpapar-covid-19-sQ2RxXQNtv.jpg Ilustrasi penanganan virus corona. (Foto: Heru Haryono/Okezone)
A A A

PERSEBARAN virus korona (covid-19) yang tidak terkendali kerap membuat seseorang sulit beraktivitas karena khawatir terhadap lingkungannya. Ketika mengetahui ada kerabat yang terkena musibah terpapar covid-19, ada baiknya tidak terlalu berlebihan dalam bersikap khawatir, cemas, atau mengungkapkannya dengan emosi.

Dijelaskan bahwasanya segala macam penyakit yang diturunkan ke muka bumi adalah atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala, bahkan tidak ada satu pun yang tidak diketahui-Nya.

Baca juga: Berkat Sedekah, Buruh Lunasi Utang Rp150 Juta dan Bangun 5 Mushola 

"Begitupula dengan hal tersebut (covid-19, red), sebagai Muslim yang bersaudara hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam khawatir, apalagi mencemooh seseorang yang sakit tersebut," terang Ustadz Teguh Budiman, ketua pelaksana Harian Yayasan Al Aliim Bandung, kepada Okezone, Kamis (8/7/2020).

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada lima. Pertama, menjawab salam; kedua, menjenguk yang sakit; ketiga, mengantar jenazah; keempat, memenuhi undangan; kelima, mendoakan orang yang bersin." (Muttafaqun ‘Alaih)

Ia menerangkan, Islam mensyariatkan pemeluknya untuk menjenguk saudaranya ketika sedang sakit, karena diharapkan dengan demikian secara mental saudara yang sakit itu akan lebih kuat, dan dengan perantara doa akan menjadi kesembuhan dari penyakit yang diderita.

"Dengan menjenguk orang yang sedang sakit, maka kita juga akan lebih mempererat tali silaturahmi," tambah Ustadz Teguh.

Tapi tentunya, lanjut dia, ketika kita akan menjenguk saudara Muslim yang sakit harus mempertimbangkan aspek dari saran ahli medis, dalam hal ini dokter yang menangani pasien tersebut.

Apabila menurut pertimbangan ahli medis bahwa pasien yang sakit itu tidak boleh untuk dijenguk dikarenakan penyakit yang dideritanya menular atau membahayakan baik bagi pasien maupun bagi yang menjenguk, maka tentunya harus mempertimbangkan hal tersebut.

"Paling tidak kalaupun kita tidak bisa menjenguk saudara kita yang sakit, minimal kita mendoakan bagi kesembuhannya." ujar konsultan wakaf di Yayasan ZIS SKeMa tersebut.

Baca juga: 4 Hikmah di Balik Menyembelih Hewan Kurban 

Ia menjelaskan, sakit bagi kaum Muslimin merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, apa pun jenis penyakitnya.

Bagi seseorang yang sedang dilanda penyakit maka berusahalah untuk pulih, saat pengobatan pun tetaplah optimis agar Allah Subhanahu wa ta'ala segera memberikan kesembuhan.

Lalu saat ini kondisi di Indonesia juga sudah membuktikan bahwa semakin bertambah pasien yang dinyatakan sembuh dari covid-19.

Ilustrasi virus corona (covid-19). (Foto: Okezone)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dia menegaskan, adapun bagi pasien yang mengalami kematian, justru memang pada hakikatnya sudah takdirnya ajal menjemput. Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan kenyataan salah seorang kerabat terpapar virus korona, maka berdoalah untuk kesembuhannya. Harus diyakini pula bahwa sesungguhnya Allah Maha Pendengar.

Baca juga: Keutamaan Dakwah kepada Keluarga Terdekat 

Ilustrasi virus corona (covid-19). (Foto: Istimewa)

Tidak perlu juga bersikap berlebihan seperti menjauhinya maupun mencemoohnya. Namun sebagai Muslim juga tetap harus memerhatikan hal-hal yang menjadi bagian dari keselamatan diri hingga jangan sampai tertular.

"Apabila di antara tetangga kita ada yang mengalami penyakit covid-19 maka tentunya kita harus tetap tenang dan dalam kaitan bersosialisasi harus tetap menjaga protokol kesehatan yang disampaikan oleh para ahli di bidangnya," pungkasnya.

Wallahu a’lam.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Tak Sengaja Makan Makanan Haram? 

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini