Share

Kisah Baju Rasulullah: Memperkaya Pengemis, Bebaskan Budak, dan Sembuhkan Tunanetra

Novie Fauziah, Jurnalis · Rabu 15 Juli 2020 07:58 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 15 614 2246541 kisah-baju-rasulullah-memperkaya-pengemis-bebaskan-budak-dan-sembuhkan-tunanetra-tRqejLFIYF.jpg Ilustrasi tanah Arab. (Foto: Shutterstock)
A A A

AKHLAK mulia Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memang patut diteladani. Banyak kisah tentang Rasulullah yang bisa menjadi contoh perbuatan sehari-hari. Salah satunya cerita berikut ini:

Suatu hari ada seseorang mengetuk pintu rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata, "Saya adalah pengemis ingin minta sedekah dari Rasulullah." Lalu Rasulullah berkata kepada istrinya Aisyah, "Wahai Aisyah, berikan baju itu kepada pengemis itu." Maka Ibunda Aisyah pun memberikan baju Nabi Muhammad kepada pengemis tersebut.

Baca juga: Ini Nama 313 Nabi dan Rasul 

Kemudian pengemis itu menerima baju Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan sangat gembira dan langsung dibawa ke pasar untuk menjualnya. Lalu ia berkata, "Siapa yang mau membeli baju Rasulullah?" Maka dengan cepat orang-orang di pasar langsung mengerumuni dan banyak yang ingin membelinya.

Tiba-tiba ada seorang saudagar yang tunanetra mendengar seruan tersebut, lalu meminta budaknya membeli baju Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan harga berapa pun yang diminta pengemis itu.

"Jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka," kata saudagar buta itu kepada budaknya.

Baju Rasulullah ketika dipamerkan di Turki. (Foto: Istimewa/The Islamic Information)

Lalu akhirnya budak tersebut bisa mendapatkan baju Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang dijual pengemis tersebut.

Baju yang berhasil dibeli kemudian diberikan kepada tuannya yang buta. Sang saudagar memegang baju itu dan sambil berdoa, "Dengan haq Rasulullah dan berkat baju yang suci ini, kembalikanlah penglihatanku ini."

Setelah itu, tiba-tiba dengan izin Allah Subhanahu wa ta'ala, penglihatan saudagar buta tersebut kembali. Pada esok hari, tepatnya pagi-pagi, ia datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan menceritakan semua kejadian yang dialami.

"Wahai Rasulullah, penglihatanku sudah kembali dan sekarang aku kembalikan baju Engkau sebagai hadiah dariku," katanya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya, kemudian berkata kepada istrinya Aisyah, "Perhatikanlah baju ini wahai Aisyah, dengan berkahnya baju ini telah mengkayakan orang miskin, menyembuhkan orang buta, memerdekakan seorang budak, dan sekarang kembali lagi kepada kita."

Baca juga: Bukti Kesetiaan Khadijah kepada Nabi Muhammad hingga Akhir Hayat 

Ketua Umum Wadah Silaturahim Khatib Indonesia (WASATHI) Ustadz Fauzan Amin mengatakan kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tersebut sudah banyak ditulis dan diceritakan. Namun, tidak ada satu pun yang mencantumkan asal-muasal kisah atau hadis itu berasal.

Ini artinya, hadis tersebut masih dipertanyakan kesahihannya. "Begini ya, kalau seandainya cerita itu berasal dari hadis yang sahih, maka sangat baik untuk diikuti," kata ustadz Fauzan saat dihubungi Okezone belum lama ini.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Lebih lanjut, kata dia, apabila hadis ini adalah dhaif, masih bisa diikuti karena para ulama ahli hadis juga menggunakan hadis tersebut dengan terbatas untuk فضائل الاعمال (fadhoilul a'mal) yaitu jenis perbuatan yang diutamakan untuk dikerjakan.

"Namun ulama sepakat mengindari hadis dhaif untuk persoalan ketentuan ibadah atau syariat wajib yang lain. Akan tetapi, sebagian ulama ada juga yang menggunakan hadis dhaif untuk hal-hal di luar persoalan ibadah wajib. Misal, hadis dhaif terkait motivasi agar orang rajin puasa, rajin ke masjid, rajin sedekah, dan lain-lain. Dalam hal ini hadis dhaif bisa digunakan," ujarnya.

Baca juga: Kisah Nabi Adam, Malaikat dan Awal Mula Assalamualaikum 

Ilustrasi tanah Arab. (Foto: Freepik)

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini