NABI Ibrahim dilahirkan di sebuah rumah penyembah berhala di kerajaan Babel atau Babilonia. Ayahnya, Aazar adalah pemahat patung terkenal. Sebagai anak muda, Ibrahim biasa menyaksikan ayahnya memahat patung-patung dari batu dan kayu.
Ketika ayahnya selesai dengan mereka, Ibrahim akan menggunakannya sebagai mainan, naik di punggung mereka, dan menendang mereka di kali. Kemudian setelah beberapa saat, dia akan melihat patung-patung yang sama di kuil ini, dan orang-orang bersujud di depan mereka.
Melansir dari Islami City, Jumat (17/7/2020), suatu hari, Nabi Ibrahim bertanya kepada ayahnya, "mengapa kamu membawa patung ini ke kuil?"
"Mereka adalah patung yang mewakili dewa-dewa kita. Kami menyembah mereka, kami meminta bantuan dari mereka, mereka memberi kami hadiah," jawab sang ayah.
Baca juga: Allah Suka Hamba yang Maksa dalam Berdoa, Ini Penjelasannya
Pikiran Nabi Ibrahim tidak setuju dengan perkataan ayahnya, dalam hatinya ia merasa jijik terhadap patung patung itu. Ibrahim yang sudah menjadi pemuda kala itu terus mencari kebenaran. Dia tidak percaya patung-patung yang disembah itu bisa memberi kekuatan dan melindungi manusia.
Nabi Ibrahim mulai marah kepada bangsanya yang tidak menyadari bahwa ini hanyalah batu yang tidak bisa bermanfaat atau membahayakan mereka. Mereka tidak bisa menjadi dewa , mereka tidak memiliki kekuatan.
Tuhan itu Lebih Besar dari apa yang disembah umat-Nya, Yang Mahakuasa, Mahabesar. Seseorang tidak dapat menemukan Tuhan duduk di atas meja di sebuah kuil!
Nabi Ibrahim mengajak ayahnya ke agama tauhid yaitu Islam. Dia berkata kepadanya dengan suara yang paling lembut dan ramah: "Wahai ayah, mengapa engkau menyembah yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat memanfaatkan kamu dalam hal apa pun? Oh ayah, saya telah memiliki pengetahuan yang tidak kamu miliki, jadi ikuti saya. Saya akan memandu Anda ke jalan yang lurus."
Baca juga: Baca Ini agar Nabi Jamin Doamu Dikabulkan Allah Ta'ala
Ayahnya menjawab dengan marah, "Apakah kamu menolak dewa-dewa saya, ya Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti aku akan melempari kamu dengan batu. Pergi dariku sebelum aku menghukum kamu."
Nabi Ibrahim berkata, "damai sejahtera bagi kamu! Aku akan meminta maaf kepada Tuhanku untukmu."
Nabi Ibrahim menghadapi orang-orangnya dan menolak berhala mereka Dia meninggalkan ayahnya setelah kehilangan harapan untuk mengubah dia ke jalan yang benar, dan mengarahkan usahanya kepada orang-orang di kota, tetapi mereka menolak panggilannya dan mengancamnya.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Demi Allah, katanya, aku akan merencanakan untuk menghancurkan berhala mereka.
Nabi Ibrahim pergi ke kuil dengan membawa kapak. Patung-patung dari segala bentuk dan ukuran di kuil Raja Namrud kemudian dihancurkannya, kecuali satu yang terbesar dari mereka.
Nabi Ibrahim menggantung kapak di leher berhala itu lalu pergi. Ketika orang-orang memasuki kuil, mereka berkumpul di dalam melihat dengan dewa-dewa mereka hancur berkeping-keping.
Mereka bertanya-tanya siapa yang melakukan ini? Mereka ingat bahwa Ibrahim muda itu selalu membenci patung dewa-dewa.
Mereka membawa Ibrahim ke kuil dan bertanya kepadanya, "apakah kamu yang telah melakukan ini kepada dewa-dewa kita?"
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya