TIDAK lama lagi lebaran kurban atau Idul Adha 1441 Hijriah/2020 Masehi akan dirayakan. Sebagian umat Islam yang sudah memenuhi nasabnya pun telah siap melaksakan ibadah penyembelihan hewan kurban. Hal ini sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Lalu, bagaimana cara mengetahui ibadah kurban seorang Muslim diterima Allah Subhanahu wa ta'ala? Bagaimana ciri-cirinya?
Baca juga: Bagaimana Sih Asal Mula Kalimat Talbiyah dalam Ibadah Haji?
Pimpinan Majelis Taklim Dzikrul Muhajirin Depok Ustadz Amar Ma’ruf mengatakan amal ibadah diterima atau tidak oleh Allah Subhanahu wa ta’ala memang sulit diukur. Siapa pun tidak boleh mengklaim atau meyakini diri bahwa ibadah yang dilakukan telah diterima oleh Allah Ta'ala.
"Begitu pula sebaliknya, seseorang tidak boleh pesimis atas amal ibadah yang telah dilakukan, apakah ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta’la. Diterima atau ditolaknya sebuah amal ibadah merupakan hak prerogratif-Nya," kata Gus Ma'ruf –sapaan akrabnya– saat dihubungi Okezone, Jumat 24 Juli 2020.
Ia mengatakan, para ulama sangat hati-hati dalam membahas masalah ini. Ulama hanya bisa memberikan ciri-ciri atau tanda-tanda bahwa amal ibadah diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Salah satu ulama yang memberikan ciri atau tanda bahwa amal ibadah diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari al Misry.
Dalam kitabnya Al Hikam. Beliau berkata:
. من وجد ثمرة عمله عاجلاً فهو دليل على وجود القبول
Artinya: "Siapa yang memetik buah dari amalnya ketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya."
Syekh Ahmad Zarruq dalam mensyarahi Kitab Al Hikam memberikan penjelaskan bahwa buah dari amal itu berbentuk kemaslahatan keagamaan dan kemaslahatan duniawi. Ia menyebut secara konkret bahwa buah dari amal ibadah adalah:
1. Kebahagiaan hidup yang diukur dengan perasaan bebas dari kekhawatiran dan kesedihan.
قلت ثمرة العمل ما ينشأ عنه من الفوائد الدينية والدنياوية. وذلك يدور على ثلاثة: حصول البشارة بزوال الخوف والحزن
Artinya: "Menurut saya, buah amal itu adalah faidah keagamaan dan keduniaan apa pun yang muncul dari amal tersebut. Buah dari amal itu hanya terdiri atas tiga bentuk: pertama, munculnya kebahagiaan karena sirnanya kekhawatiran dan kesedihan." (Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 80)
Baca juga: Puasa Arafah atau Bayar Utang Ramadhan Dulu Ya?
2. Ketenangan hidup yang ditandai dengan keridhaan batin dan sifat qanaah atas segala pemberian Allah Subhanahu wa ta'ala.
والحياة الطيبة بالرضا والقناعة
Artinya: "Kehidupan yang baik karena hati penuh ridho dan qonaah."
3. Keterbukaan rahasia atas penguasaan alam semesta.
وظهور سر الخلافة بتسخير الكائنات وانفعالها ظاهرا وباطنا
Artinya: "Penampakan rahasia kuasa atas penundukan dan pengaruh terhadap alam semesta lahir dan batin."
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya