PUASA Senin Kamis merupakan amalan yang bisa dilakukan kaum Muslimin setiap pekan. Dalam menjalankan puasa sunah ini, seorang Muslim hendaknya meniatkannya. Niat yang dimaksudkan adalah berkeinginan untuk menjalankan puasa.
Sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, Senin (10/8/2020), niat puasa Senin Kamis pada dasarnya sama dengan puasa lainnya, baik wajib maupun sunah. Niat puasa Senin Kamis cukup di dalam hati, karena niat itu memang letaknya di hati. Jadi jika di hati sudah berkehendak ingin menjalankan puasa keesokan harinya, maka sudah disebut berniat.
Baca juga: Benarkah Kitab Suci Alquran Berisi 6.666 Ayat?
Muhammad Al Hishni berkata:
لا يصح الصوم إلا بالنية للخبر، ومحلها القلب، ولا يشترط النطق بها بلا خلاف
"Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadis yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazkan." (Kifayatul Akhyar halaman 248)
Muhammad Al Khotib berkata:
إنما الأعمال بالنيات ومحلها القلب ولا تكفي باللسان قطعا ولا يشترط التلفظ بها قطعا كما قاله في الروضة
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazkan niat. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Ar Roudhoh." (Al Iqna’, 1: 404)
Dalil wajibnya berniat adalah sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (Muttafaqun ‘alaih)
Baca juga: Kisah Samuel Gagal Jadi Wali Kota, Mendarat di Arab hingga Jadi Mualaf
Adapun keutamaan menjalankan puasa Senin Kamis adalah mengikuti sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian bisa menghapus kesalahan dan meninggikan derajat. Lalu dua hari ini menjadi waktu amalan diangkat dan dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Usamah bin Zaid. Ia berkata:
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ حَتَّى لاَ تَكَادَ تُفْطِرُ وَتُفْطِرُ حَتَّى لاَ تَكَادَ أَنْ تَصُومَ إِلاَّ يَوْمَيْنِ إِنْ دَخَلاَ فِى صِيَامِكَ وَإِلاَّ صُمْتَهُمَا. قَالَ « أَىُّ يَوْمَيْنِ ». قُلْتُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ. قَالَ « ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ »
"Aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: 'Wahai Rasulullah, Engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira Engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang Engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.' Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bertanya: 'Apa dua hari tersebut?' Usamah menjawab: 'Senin dan Kamis.' Lalu Beliau bersabda: 'Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (kepada Allah Subhanahu wa ta'ala). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa'." (HR An-Nasai nomor 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya