INDONESIA merupakan negara di Asia Tenggara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Islam menyebar di negara itu melalui jalur perdagangan. Ajaran Islam tersebar secara damai. Berbeda halnya dengan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan.
Sejarawan, Dr. Carool Kersten mengatakan, penyebaran Islam di Indonesia tergolong menarik. Pasalnya, Islam datang ke negara itu secara bertahap dan bisa dikatakan sangat terlambat. Menariknya lagi, Islam datang tidak melibatkan penaklukan, sebagaimana di negara Arab dan lainnya.
“Bukti pertama orang lokal masuk Islam di Indonesia saat ini tidak lebih dari abad ke-13. Saat itu kami menemukan bukti arkeologi dasar yaitu batu nisan sultan dengan nama Arab, yang menunjukkan bahwa pemimpin lokal telah memeluk Islam,” ujar Kersten, melansir dari laman TRT World, Rabu (26/8/2020).
Batu nisan yang ditemukan pertama kali tersebut diketahui milik seorang penguasa lokal, yaitu Sultan Malik Al-Saleh, tepatnya di Aceh Utara, Provinsi Aceh. Ketika memutuskan memeluk agama Islam, penduduk lokal pun perlahan mulai mengikuti jejaknya.
“Fakta bahwa dia mengadopsi gelar Arab dan menyebut dirinya seorang Sultan daripada Raja, yang merupakan kata Sansekerta untuk seorang penguasa, adalah bukti kuat pertama bahwa seseorang dari Asia Tenggara memutuskan untuk memeluk Islam dan penduduknya mengikutinya,” tuturnya.
Baca juga: Malaysia Cabut Aturan Bawa Sajadah Sendiri ke Masjid
Yang benar-benar membingungkan sejarawan dan arkeolog lanjut Kersten ialah batu nisannya, yang dirancang dengan motif dan pola yang dapat ditemukan di negara bagian Gujarat, India.
Gujarat dikenal dengan pedagang dan pebisnis yang berani mengambil risiko yang tidak akan ragu untuk bepergian ke daerah yang jauh untuk mencari mata pencaharian. Di antara mereka mayoritas muslim.
Rute perdagangan telah berperan penting dalam penyebaran Islam. Misalnya, ada komunitas besar Hadrami Arab dari Yaman di Indonesia.
Muslim dari China juga meninggalkan jejak. Laksamana muslim China abad ke-15, Cheng Ho, sering dianggap membantu menyebarkan Islam di pulau Jawa, Indonesia.
“Sangat menggoda untuk berasumsi bahwa para pedaganglah yang membawa Islam. Tetapi Anda perlu berhati-hati di sini. Jalur perdagangan mungkin digunakan sebagai saluran tetapi pedagang adalah pengusaha, mereka bukan pendukung atau misionaris agama," ungkap Kersten.
“Penyebaran Islam di Indonesia merupakan proses hibrida. Tidak ada satu momen pun untuk bertobat. Itu adalah sistem yang jauh lebih cair di mana penduduk setempat tidak melepaskan semua praktik dan keyakinan mereka sekaligus," tambahnya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya