RALINE Shah baru-baru ini berkunjung ke kampung adat Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Aktris berdarah campuran ini membagikan bubur kacang hijau kepada anak-anak desa setempat dalam program yayasan gizi.
Di samping melakukan kegiatan sosial, Raline Shah juga mengamati kehidupan warga di Waru Wora dan kagum dengan pesona desa itu. Perempuan kelahiran 1985 tersebut mengaku mendapatkan pengalaman baru yang berkesan dari kunjungan ke Waru Wora.
Baca juga: 7 Wisata Sumba Punya Pemandangan Eksotis, Anang-Ashanty Aja Kepincut
“Petualangan yang luar biasa dalam perjalanan safari Sumba, saya ke kampung adat (desa budaya) Waruwora di daerah Lamboya Sumba Barat. Melihat sekelompok kerbau mandi dengan santai di lubang air mereka. Pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya!” kata dia melaui akun Instagramnya @ralineshah seperti dikutip Okezone, Minggu (21/2/2021).
Raline Shah berpose dengan warga di Waru Wora (Instagram @ralineshah)
“Desa itu begitu mempesona, 38 rumah bambu tradisional yang menjulang tinggi dengan atap alang-alang berpaku. Di bawah rumah tradisional ini (bagian bawah rumah biasanya dibiarkan terbuka atau digunakan untuk menyimpan hewan), atau kadang di teras, tenun ikat itulah yang memberi warna pada desa,” tulisnya dalam bahasa Inggris.
Perempuan di Waru Wora, seperti banyak perempuan di Sumba, menghabiskan waktu luang mereka menganyam kain sebagai sumber penghasilan tambahan.
Raline Shah ikut mencoba menenun kain khas daerah setempat dengan cara tradisional. Ia membagikan potret aktivitasnya itu di Instagram.
Baca juga: Potret Liburan Teuku Wisnu-Shireen Sungkar di Yogya, Ketemu Zaskia Adya Mecca
Perempuan di Waru Wora menenun dengan meletakkan semua senar dan kemudian mengikatnya berdasarkan pola yang ingin mereka masukkan ke dalam kain, dengan masing-masing daerah memiliki simbologi masing-masing dan setiap motif membawa cerita dengan alam sebagai intinya.
Pembuatan masing-masing kain tenun tangan yang khas ini, menurut Raline Shah, membutuhkan waktu antara 2 hingga 4 minggu, dan memegang peran penting dalam ritual keagamaan Sumba dan upacara adat.
“Dengan simbologinya, kain tersebut juga mencerminkan status sosial - dan yang cukup menarik, bahkan hingga saat ini, motif tertentu dicadangkan untuk keluarga kerajaan dan dilarang untuk disalin atau bahkan difoto,” tulis pemain film ‘5 cm’ ini.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya